Mohon tunggu...
heru suti
heru suti Mohon Tunggu... Administrasi - Merdeka

Menulis untuk menghasilkan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Keluar dari AFF, Biar Apa?

21 Juli 2022   21:28 Diperbarui: 21 Juli 2022   21:45 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: id.postermywall.com

Indonesia keluar dari AFF dan bergabung dengan EAFF? Masak sih?

Dari gank Asia Tenggara masuk ke gank Asia Timur. Sama Jepang, Korea, Cina?

Wuih.., kok kayak berlebihan ya?

Tapi memang ada banyak desakan terutama dari netizen setelah timnas U19 gagal lolos ke semifinal AFF U19 setelah Thailand dan Vietnam bermain tidak dengan gairah menang saat tahu bahwa hasil imbang sudah meloloskan mereka berdua.

Ketua PSSI pun merespons dengan cepat dan cenderung mengiyakan atau setidaknya mengatakan telah ada upaya berkomunikasi dengan Sekjen EAFF sebagai wujud dari tindak lanjut wacana ganti tongkrongan dari Asia Tenggara (AFF) ke Asia Timur (EAFF).

Ya, sebagian netijen memang sedang punya keinginan. Keinginan itu terkait kecintaan mereka terhadap timnas. Menurut mereka timnas dizolimi sama AFF maka dari itu perlu respons tegas, keluar...

Bagi pengurus PSSI, setidaknya upaya mendukung gelombang kecintaan itu dengan mudah bisa diartikan sebagai perwujudan dari mendengarkan suara arus bawah yang berarti pula sebagai satu langkah konkrit membela timnas. Gagah kan?

Atau setidaknya PSSI sudah memperlihatkan upaya berkelanjutan. Pertama dengan protes resmi, melayangkan protes ke AFF dengan tembusan ke AFC (Organisasi Sepakbola Asia). ini jalur wajar dan normal...

Lalu, sepertinya protes tidak berpengaruh. Ada banyak suara untuk mewacanakan keluar dari AFF.

Secara geografis jelas, Indonesia ada di Asia Tenggara. Lha kalau mau ikut ke Asia Timur ya boleh donk kalo trus ada yang nanya, "Lha nilai pelajaran geografi-mu dulu itu dapat berapa?"

Ya, mungkin ini bukan sekedar masalah geografis belaka, seperti Pidi Baiq yang bilang kalau Bandung itu bukan hanya urusan geografis belaka tapi lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamanya ketika rindu. Eaa...

Ya, urusan cinta dalam sepakbola juga sering melibatkan perasaan. Wajar, suporter selalu dengan penuh perasaaan mendukung tim yang mereka harapkan selalu jadi juara. Urusan cinta memang selalu identik dengan baper, bawa-bawa perasaan...

Masalahnya, menjadi pengurus organisasi sepakbola nasional, haruskah juga menuruti perasaan-perasaaan itu? Soalnya ini kok responsnya cepat sekali seolah-olah unsur bapernya kelihatan banget.

Tapi di sisi lain, Ketua PSSI juga sebenarnya menjelaskan akan mempertimbangkan dulu untung dan ruginya.

Ya bagus lah kalau ada pertimbangan lebih jauh. Bapernya sudah mengikutkan pemikiran sekarang, sudah dipertimbangkan untung dan ruginya. Memang harus begitu...

Tapi kalau dari pengamatan kasa mata, lha ini PSSI protes trus protesnya belum ditanggapi, kok trus ujug-ujug wacana pindah tongkrongan diakomodir sebagai solusi. Sepertinya protesnya belum maksimal, diskusi atau pisuh-pisuhan dengan AFF juga belum to the max...

Sepertinya, ya karena tidak hanya sepakbola, negara-negara ASEAN kan ya semua tetangga kita. Banyak sekali aspek yang mesti dipertimbangkan sehingga tidak dengan begitu cepat isu pindah zona diakomodir

Idealnya ya, pindah zona ya pilihan terakhir lah. 

Walaupun sebenarnya pertandingan AFF juga gak masuk di kalender di FIFA. Meskipun begitu, saya pribadi masih cukup bisa menikmati persaingan dengan rumpun ASEAN ini.

Saya pribadi tidak menganggap Piala AFF ini penting banget. Menyasar Piala Asia dan syukur-syukur Piala Dunia jauh lebih penting dari Piala AFF. Tapi untuk urusan gayeng-gayeng, keikutsertaan di AFF masih diperlukan. gayeng-gayeng artinya seru-seruan...

Gayeng-gayeng dalam artian, bersama-sama dengan negara-negara serumpun menjalin kompetisi untuk maju bersama di kancah sepakbola internasional. Keren to ya?

Lha Piala Asia, apalagi Piala Dunia masih terlalu jauh untuk digapai. Masih perlu lah target jangka pendek, dan AFF bisa menyediakan itu. Target dan keseruan jangka pendek.

Dan juga, sudah ada sejarah panjang yang sudah tercipta. Peta kekuatan juga lumayan seimbang. Rivalitas seru lawan para tetangga yang penuh romantika.

Tapi..,

Atau ini memang sebetulnya cuma bagian dari romantika persaingan serumpun tadi? Ya, yang namanya keluarga, teman atau tetangga berantem atau ngambek kan ya wajar dan sering terjadi.

Lagian, kita pernah juga lho main gajah, lebih parah malah, nyetak gol ke gawang sendiri...

Saya pribadi melihat Tahiland vs Vietnam di U19 kemarin memang tidak fair di 15 menit akhir. Hanya 15 menit akhir. Di satu sisi, main aman buat lolos ya wajar juga meski bagi tim yang dirugikan jelas menyebalkan, apalagi kita menang banyak di waktu yang sama yang lalu jaid sia-sia.

Tapi, mundur dari AFF? Alasannya belum cukup kuat kalau menurut saya...

Apakah benar PSSI terlihat baper menyikapi ini?

Ya, antara baper atau melihat peluang untuk menyenangkan orang-orang yang sedang baper. Biar apa? Ya biar...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun