Mohon tunggu...
Yhunk Yuliani
Yhunk Yuliani Mohon Tunggu... Pemerhati -

Konselor yang ingin menyambung silaturrahim lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Madumu adalah Belaian Suamimu Juga

2 September 2017   08:55 Diperbarui: 3 September 2017   00:16 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat judulnya saja barangkali tulisan ini semakin membuat hati terbakar bagi wanita yang pernah mengalami diduakan. Tetapi mari baca tulisan ini pelan-pelan dan dengan hati dingin.
Tulisan ini terinspirasi dari banyaknya fenomena tentang suami yang menikah lagi diam-diam, istri pertama marah besar, saling emosional, keluarga hancur berantakan.

Kenapa sampai terjadi suami menikah lagi? Atau mungkin suami punya simpanan? Bagaimana sampai istri tidak tahu? Rasanya sangat mustahil hal seperti itu terjadi tapi istri tidak tahu. Kecuali karena memang ada ketidakdekatan antara suami istri . Ketidakdekatan tersebut  tidak selalu berupa ketidakharmonisan, bisa jadi istri terlalu sibuk dengan urusan sendiri dan anak-anak hingga komunikasi dengan suamipun terbatas, bisa jadi istri enggan mengobrol dengan suami karena merasa tidak ada hal penting yang perlu diobrolkan, bisa jadi istri terlalu PD hingga terlalu yakin suaminya "baik-baik saja", bisa jadi istri terlalu sungkan dengan suami hingga tak berani "mengganggu" kesibukan suami, dan banyak hal lain yang membuat suatu hubungan suami istri tak lagi sehangat pengantin baru.

Hubungan yang dekat dan hangat antara suami istri , tidak akan menciptakan celah sedikitpun bagi keduanya untuk sempat  memikirkan orang lain. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa menyukai orang lain selain pasangannya adalah naluri manusiawi, namun hal itu tidak akan berlanjut kepada hal-hal yang membahayakan rumah tangganya. Kehanghatan antara suami istri membuat segala aktivitas yang dilakukan sehari-hari terasa kian bermakna, bukan hanya sebuah  rutinitas belaka atau hanya sekedar "gugur kewajiban" . 

Demikian pun ikatan emosi antara keduanya sangat terikat kuat. Dan ikatan emosi yang sangat kuat inilah yang menjadi pengendali setiap gerak keduanya di manapun berada. Walau tak terlihat di depan mata, tetapi feeling seorang istri atau suami akan bisa merasakan apa yang dilakukan atau dipikirkan pasangannya. Perubahan sekecil  apapun akan cepat diketahui.

Belajar dari beberapa orang yang terlanjur "kecolongan", maka tak ada hal lain yang bisa dilakukan selain antisipasi. Sebagaimana harta-harta lain yang kita miliki hanyalah  titipan Allah yang harus kita jaga yang sewaktu-waktu juga bisa lepas dari genggaman kita, maka pasangan kita juga titipan yang harus kita jaga sebaik mungkin. Barangkali kita sudah merasa bangga bahwa pasangan kita adalah milik kita yang sah, tetapi kita hanya memiliki fisiknya, tetapi hatinya? Yakinkah kita bahwa hatinya juga milik kita? Kita tidak pernah tahu. Namun demikian ada indikasi-indikasi yang bisa kita lihat dan bisa kita rasakan bahwa hatinyapun terikat dengan kita. Nah agar hatinya juga terikat dengan kita, maka kita harus bisa jadi surga buat pasangan kita.

Naluri manusia adalah menginginkan segala keinginannya terpenuhi. Dan naluri suami adalah ingin segala khayalannya tentang wanita terpenuhi. Demi mengikat hati suami, maka tak ada salahnya seorang wanita mempelajari ilmu-ilmu kecantikan agar kecantikannya terawat, mempelajari  ilmu-ilmu (maaf) PSK agar suami tergoda dan terpuaskan, mempelajari ilmu-ilmu tata boga agar suasana makan di rumah lebih menyenangkan, bahkan mempelajari  ilmu komunikasi agar komunikasi lebih hangat dan tidak membosankan. Demikian juga suami, jangan terlalu bangga jika istrimu tak lagi mencampuri urusanmu, istrimu tidak cerewet, bisa jadi karena ia acuh tak acuh, bisa jadi perhatiannya tersita pada orang lain. Pada dasarnya setiap suami dan istri harus tetap berkompetisi memenangkan hati pasangannya, berapapun usia perkawinan mereka.

Lantas, apa yang bisa dilakukan jika suaminya terlanjur menikah lagi ? tentu jawabannya sangat sulit. Hanya wanita yang mengalami yang tahu jawabannya. Sebab jawaban apapun yang disarankan orang lain tak akan bisa menghapus luka hati yang dialami. Dan alasannya pun barangkali sangat rahasia, serahasia alasan suami kenapa menikah lagi. Akan tetapi ada dua pilihan yang akan dilakukan bagi wanita yang terlanjur dimadu, tetap bertahan dan menerima nasib, atau berontak menuntut cerai. 

Jika memilih bertahan, maka ada beberapa konsekwensi yang harus dilakukan. Diantaranya adalah menahan diri untuk tidak melampiaskan kemarahan kepada madunya atau suaminya di depan umum, apalagi di medsos. Bisa jadi pelampiasannya akan memberikan sedikit "rasa lega" dan mungkin juga akan mengundang banyak simpati dari netizen, tapi apalah gunanya, hal itu tidak akan mengubah apa-apa, justru semakin menyakiti hati suami. 

Bagaimanapun, wanita yang dicerca sudah menjadi bagian hidup dari suaminya, sudah menjadi belahan jiwa sebagaimana istri pertama,  semakin kasar mencerca madu semakin membuat dekat suami dan madu. Madu yang dicerca akan semakin meminta perlindungan pada suami, di sisi lain istri tua di depan suami akan semakin terihat membosankan. Dan sebagaimana antara istri pertama  dan suami sudah terikat oleh cinta, maka suami dan madu pun sudah terikat cinta pula. Mereka tidak akan tinggal diam untuk mempertahankan cintanya, apalagi jika cinta itu sudah tersahkan secara agama. Sungguh kasihan orang-orang yang ada di posisi ini, terutama wanitanya.

Namun barangkali bisa lain ceritanya jika istri pertama yang dimadu tetap bersikap gentle, menguatkan hati untuk tegar sambil terus berserah diri pada Allah, tetap menghormati suami, menutup aib suami, menghormati apa yang disukai suami. Maka tentu kasih sayang Allah kepadanya akan jauh lebih besar. 

Akan terlimpah kebahagiaan yang tidak terduga. Mungkin saja orang lain melihat bahwa hati yang terduakan akanlah teramat sakit. Namun jika Allah mengasihi hamba-Nya tentulah rasa sakit dan rasa cemburu itu tercabut dari hatinya, hingga hati wanita yang demikian ini senantiasa merasakan kebahagian dan ketentraman dalam hidupnya. Wallahu a'lam bisshowab.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun