Pada akhirnya, suara bilah bambu yang terbelah itu adalah suara sebuah pilihan. Apakah kita akan terus menganyam masa lalu dengan cara yang sama, atau akankah kita mengambil bilah-bilah itu dan, dengan keberanian dan inovasi, mulai menyusun sebuah masa depan yang berbeda? Masa depan di mana desa-desa bambu menjadi pusat ekonomi kreatif yang dinamis, di mana hutan-hutan bambu menjadi benteng pertahanan iklim kita, dan di mana gedung-gedung pencakar langit yang menjulang dibangun dari material yang sama dengan yang digunakan nenek kita untuk membuat bakul nasi. Transformasi ini sudah di depan mata, menunggu untuk diwujudkan. Dengan setiap bilah yang kita belah, kita tidak hanya membentuk sebuah material, kita sedang membentuk takdir bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI