Kasih sayang-Nya turun-temurun, Kepada orang yang takwa. Perkasalah perbuatan tangan-Nya, dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya. Orang yang diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya."
Saya memimpikan suatu saat dalam bentangan ruang-waktu yang misteri ini sama seperti Bunda Maria yang berkidung, akan ada pula suatu 'Kidung Mama-Mama Papua' (Magnificat Mama Papua). Ini bukan sebuah kidung dukacita lagi, bukan kidung dukacita yang selama ini kita dengar. Bukan pula mazmur ratapan, kesedihan, penderitaan yang penuh air mata, melainkan mazmur bahagia, yang penuh senyuman, dan kebahagiaan. (*)
*(Penulis adalah Alummus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur, Abepura-Papua.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI