Mohon tunggu...
Pena Wimagati
Pena Wimagati Mohon Tunggu... Mahasiswa dan Jurnalis

Tulis, Baca, Nyanyi dan Berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Pieta Rakyat Dogiyai

11 Agustus 2025   14:08 Diperbarui: 11 Agustus 2025   16:13 636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasih sayang-Nya turun-temurun, Kepada orang yang takwa. Perkasalah perbuatan tangan-Nya, dicerai-beraikan-Nya orang yang angkuh hatinya. Orang yang diturunkan-Nya dari takhta, yang hina dina diangkat-Nya. Orang lapar dikenyangkan-Nya dengan kebaikan, orang kaya diusir-Nya pergi dengan tangan kosong. Menurut janji-Nya kepada leluhur kita, Allah telah menolong Israel hamba-Nya."

Saya memimpikan suatu saat dalam bentangan ruang-waktu yang misteri ini sama seperti Bunda Maria yang berkidung, akan ada pula suatu 'Kidung Mama-Mama Papua' (Magnificat Mama Papua). Ini bukan sebuah kidung dukacita lagi, bukan kidung dukacita yang selama ini kita dengar. Bukan pula mazmur ratapan, kesedihan, penderitaan yang penuh air mata, melainkan mazmur bahagia, yang penuh senyuman, dan kebahagiaan. (*)

*(Penulis adalah Alummus Sekolah Tinggi Filsafat Teologi Fajar Timur, Abepura-Papua. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun