Mohon tunggu...
Yenny Eka Herlin Budhiarti.M
Yenny Eka Herlin Budhiarti.M Mohon Tunggu... -

A great teacher is the one who is able to inspire young people\r\n\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Paradigma Ontologi Pendidikan

10 April 2013   23:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:24 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

PARADIGMA ONTOLOGI PENDIDIKAN

oleh : Yenny Eka Herlin Budhiarti.M,S.Pd

Secara ontologism, pembahasan pendidikan selalu terkait dengan hakikat keberadaan manusia. Dari pembahasan panjang lebar ini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa tanpa manusia pendidikan itu bukan apa-apa (nothingness), sebaliknya tanpa pendidikan, mustahil manusia mampu mempertahankan kelangsungan dan mengembangkan kehidupannya. Jadi, ontologi pendidikan sepenuhnya mutlak berakar dari dalam diri dan keberadaan manusia.

Secara ontologism, manusia berada dalam tiga tingkatan hakikat, yaitu pada tingkat abstrak (abstract essence), tingkat potensi (potential essence), dan tingkat kongkret (congcret essence). Karena pendidikan mutlak berlangsung di dalam diri dan keberadaan manusia, ontologi pendidikan pun dapat dibahas menurut tingkat-tingkat keberadaan seperti itu.

Esensi abstrak pendidikan. Maksud ungkapan ini adalah hakikat keberadaan pendidikan pada tingkat abstrak. Pada tingkat ini, pendidikan bernilai universal. Artinya mutlak adanya dan berlaku bagi manusia siapa pun, yang ada kapan dan di mana pun juga.

Adapun nilai universal pendidkan dapat dilihat pada orientasi filosofis pendidikan itu sendiri, yaitu suatu system bimbingan dengan sasaran pemanusiaan manusia. Dengan orientasi filosofis seperti itu, dapat diratikan bahwa pendidiakn adalah suatu system bimbingan yang berkesinambungan untuk menumbuhkembangkan potensi atau bakat kodrat manusia.

Maksud istilah manusia yang manusiawi adalah manusia yang dengan potensi akalnya mendapat bimbingan di dalam rentetan system pendidikan, untuk kemudian tumbuh kesadaran terhadap asal mula, eksistensi, dan tujuan hidupnya.

Esensi potensial pendidikan. Pada tingkat keberadaan ini, pendidikan adalah suatu daya yang mampu membuat manusia berada ai dalam kepribadiaannya sebagai manusi, bahkan makhluk lainnya. Yaitu, sebagai makhluk kreatif yang selalu menciptakan segala macam jenis kerangka dan model perubahan yang berguna bagi kelangsungan dan perkembangan hidupnya.

Esensi kongkret pendidikan. Pada tingkat ini, pendidikan terkait secara langsung dengan manusia individual. Dalam hal ini, pendidikan adlah daya yang mampu membuat setiap manusia individu berkesadaran utuh terhadap hakikat keberadaannya berdasar pada nilai asal-mula dan tujuan kehidupannya (cerdas spiritualnya). Pendidikan juga membuat setiap individu mampu merancang bangun-teori-teori perubahan yang bernilai guna bagi kelangsungan dan perkembangan kehidupan individualnya.

Dari pembahasan tentang pendidikan secara ontologis, dapat diperoleh pengetahuan tentang bagaimana menata hubungan pendidikan dengan asal-mula tujuan kehidupan, serta hubungan pendidikan dengan filsafat, sejarah, dan iptek dalam eksistensi kehidupan. Pengetahuan ini berguna bagi landasan pencerdasan spiritual.Berikut ini adalah simpul-simpul kecerdasan spiritual :


  1. Dari proses pendidikan dalam hubungannya dengan kehidupam manusi, terbentuklah kecerdasan spiritual berupa spirit bersyukur atas kelahiran, spirit bersabar terhadap perjalanan hidup, dan spirit berikhlas dalam menghadapi kematian
  2. Sebagai makhluk berpikir, manusia selalu merenungi hakiakat asala-muasalnya, tujuan hidup, dan eksistensi kehidupannya.Dari perenungannya filsafat menganjurkan untuk mencintai kebijaksanaan dalam menjalani kehidupannya.
  3. Sebagaimana manusia yang hidup dalam kesejarahan, pendidikan juga mendapat kontribusi historis. Sejarah selalu identik dengan proses kejadian ke masa depan menurut hukum kausalistik.

Salah satu proses pendidikan adalah menghasilkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek). Dengan iptek, industrialisasi dapat digelar dan menghasilkan perkembangan hidup yang sangat dinamis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun