Allah bukanlah sosok otoriter yang memaksakan kita untuk mengikuti yang Beliau mau.
Tapi kita harus tahu ada berkat-berkat yang mengikuti apabila kita taat, dan tentunya ada konsekuensi yang kita harus hadapi juga apabila kita berontak.
Konsekuensinya adalah hidup di bawah kutukan. Sebagaimana dikatakan taat berbuah berkat dan berontak berbuahkan kutuk.
Tidak mengetahui dan menolak melakukan Destiny kita masing-masing hanya akan membuat kita jalan di tempat atau bahkan hidup kita tidak maksimal dan tidak berbuah sampai akhir hayat.
Bahkan kita malah harus menerima hukuman dari Sang Maha Pencipta di akhirat kelak kalau kita tidak melakukan apa yang menjadi Destiny kita karena kita tidak melakukan yang Beliau mau, malah melakukan yang kita mau.
Ibaratnya menderita di bumi, menderita juga di alam sana.
Sang Exmud setelah mengetahu pemaparan tentang destiny mulai berusaha "mengejar Sang Pencipta" untuk menanyakan Destiny-nya di muka bumi.
Mencari apa yang Tuhan mau ia lakukan dalam hidupnya sehingga ia dimudahkan dalam berbagai hal dalam hidupnya.
Yang tentu saja semua ditujukan untuk mencapai misinya Tuhan dalam hidup ini yaitu menebar kebermanfaatan bagi sesama manusia sesuai tujuan dia diciptakan.
Mencarinya dengan melakukan doa dan puasa serta lebih mendekatkan diri ke Allah.
Akhirnya ia tahu apa yang menjadi Destiny-nya. Ternyata Destiny-nya adalah menjadi penulis yang menolong banyak orang melalui tulisannya.