Pelecehan, dalam bentuk apapun, selalu menyisakan luka. Tetapi yang sering kali tidak
kita pahami adalah bahwa luka terbesar justru bukan pada tubuh, melainkan pada
pikiran dan jiwa. Banyak korban yang setelah mengalami pelecehan, berubah menjadi
pribadi yang murung, tertutup, bahkan kehilangan semangat hidup, jika ia memiliki
pasangan setelahnya pun ia merasa jika ia tidak cocok untuk pasangannya tersebut. Tak
sedikit pula yang merasa bersalah atas kejadian yang bukan mereka minta. Mereka
menjalani hari dengan beban yang berat, seolah dunia menjadi tempat yang tidak lagi
aman. Parahnya, lingkungan sosial sering memperkuat rasa bersalah itu dengan diam,
menghakimi, atau bahkan dengan menyuruh korban untuk "cepat move on".
Yang jarang dibahas adalah bagaimana kepribadian korban memengaruhi cara mereka
mengalami dan merespon trauma yang mereka alami. Dalam kerangka psikologi