Mohon tunggu...
Yekti Eriani
Yekti Eriani Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Jawa

Guru Bahasa Jawa di SMPN 3 Krian - Sidoarjo-Jawa Timur sekaligus Guru Penggerak Angkatan IV, tertarik terhadap inovasi dan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya pengembangan dan pelestarian budaya bahasa Jawa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bahasa Jawa yang Menyenangkan Melalui Keterampilan Belajar Mandiri untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa

19 November 2023   12:00 Diperbarui: 19 November 2023   12:10 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang 

Berdasarkan filosofi Ki Hadjar Dewantara bahwa tujuan pendidikan sesungguhnya adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak. Pendidik itu hanya dapat “menuntun” tumbuh kekuatan kodratnya yang ada pada anak, dalam proses menuntun anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai “pamong” tetap memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah. Kita sebagai pendidik harus memahami bahwa kodrat anak adalah bermain oleh karena itu sebagai pendidik harus bisa menerapkan pembelajaran yang menyenangkan dan berpusat pada anak. Salah  satu  yang  dapat  dilakukan  adalah  dengan  memberikan pembelajaran  yang  menyenangkan,  dan  juga  pembelajaran yang dapat memberikan ruang bagi anak untuk dapat berkreasi dan menunjukkan eksistensi dirinya. saat ini banyak hal yang harus disikapi terutama terkait pembelajaran yang ada di kelas.

            Pada pembelajaran bahasa Jawa banyak sekali siswa yang merasa tidak bisa dan takut untuk berbahasa Jawa. Oleh sebab itu saya sebagai guru harus bisa memberikan motivasi dan merubah pola pikir siswa bahwa Bahasa Jawa merupakan salah satu budaya yang harus dilestarikan. Sebagai generasi muda harus ikut dalam pelestariannya. Inovasi-inovasi dalam pembelajaran juga saya lakukan agar para siswa merasa senang dan bersemangat. Dengan melihat latar belakang tersebut sehingga diperlukan suatu aksi nyata yang menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan juga sekaligus dapat memberikan tuntunan bagi para siswa agar menjadi siswa yang kreatif.

           

Deskripsi Aksi Nyata yang Dilakukan

            Dalam rangka penerapan pemikiran  Ki Hadjar Dewantara saya melakukan Pembelajaran Menyenangkan Melalui Keterampilan Belajar Mandiri Untuk Meningkatkan Kreatifitas Siswa. Hal ini saya lakukan agar para siswa lebih senang dalam belajar dan tertantang dalam proses pembelajarannya.

Hasil Aksi Nyata

            Pada awal pembelajaran saya mencoba mengawali dengan bermain dan pembentukan kelompok, di sini saya mengharapkan dengan bermain berkelompok para siswa akan lebih bersemangat dan kompak dalam  menerima pelajaran.

                                                                                                                        Bermain Dakon

Permainan yang saya pilih adalah permainan yang bervariatif seperti “Gotri Ala Gotri” adalah permainan yang mengasah konsentransi siswa dengan bernyanyi para siswa harus bisa memindahkan benda yang ada di depannya. Sebenarnya benda yang digunakan harusnya kreweng (patahan genting) tetapi disini saya menggantikannya dengan alat tulis siswa. Selain itu saya juga mencoba mengawali pembelajaran dengan bermain “Dakon” permainan ini juga mengasah konsentrasi dan mencari strategi.

Setelah bermain dan bersemangat para siswa melakukan diskusi kelompok, pada aktifitas inilah pembelajaran sesungguhnya yaitu pembelajaran yang berpusat pada anak. Siswa aktif dan interaktif dengan kelompoknya dalam menyelesaikan tugas atau tantangan dari guru.

Terlihat sekali siswa sangat aktif, mereka saling menyampaikan pendapat satu sama lain. Rasa menghargai dan menghormati pendapat orang lain sangat terlihat di sini. Pembagian peran disetiap siswa juga terlihat sehingga semua siswa aktif mengerjakan peran masing-masing untuk bisa menyelesaikan tugas atau tantangan dari guru.

Setelah bersiskusi tentunya para siswa mampu mempresentasikan hasil diskusinya kepada kelompok lain. Pada kesempatan ini saya meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan ke kelompok lain.

Saat presentasi kelompok yang lain boleh memberikan tanggapan, masukan, kritik atau saran. Proses presentasi ini mengasah kepercayaan diri siswa dan siswa bisa bernalar kritis saat memberikan tanggapan kelompok lain. Pembelajaran di dalam kelas berakhir sampai proses ini, selanjutmya para siswa mendapat tugas secara mandiri yang dikerjakan di rumah sesuai dengan kreatifitas dan kemampuannya dalam menyampaikan hasil akhirnya.

Pembelajaran kemandirian ini dilakukan agar pada siswa bisa mandiri dan dapat mengeksplore seluruh potensi yang ada pada dirinya. Para siswa mampu mencari ide kreatif dan menuangkan dalam karya. Hal ini seperti yang kita harapkan untuk mewujudkan generasi yang mempunyai nilai-nilai di dalam Profil Pelajar Pancasila. Yaitu mandiri dan kreatif

Pembelajaran kemandirian ini dilakukan agar pada siswa bisa mandiri dan dapat mengeksplore seluruh potensi yang ada pada dirinya. Para siswa mampu mencari ide kreatif dan menuangkan dalam karya. Hal ini seperti yang kita harapkan untuk mewujudkan generasi yang mempunyai nilai-nilai di dalam Profil Pelajar Pancasila. Yaitu mandiri dan kreatif

Pembelajaran yang Didapat Dari Pelaksanaan (Kegagalan Maupun Keberhasilan)

Pada pembelajaran ini ada perubahan semangat dalam diri siswa. Basanya siswa kurang bersemangat dan kurang bergairah dalam belajar tetapi pada pembelajaran ini para siswa senang dan gembira saat diawali dengan bermain. Sedangkan pada saat mereka harus mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan teman-temannya saya mendapati bahwa mereka cukup kesulitan terutama untuk menumbuhkan kepercayaan diri, hal ini mungkin disebabkan karena presentasi ini merupakan presentasi pertama selama mereka Pembelajaran Tatap Muka ( PTM ) selama pandemic Covid-19. Tetapi dengan memberikan dorongan dan semangat untuk meyakinkan mereka akhirnya para siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompok meskipun ada satu kelompok yang masih perlu bimbingan dalam berpresentasi.

 

Rencana Perbaikan di Masa Mendatang

Dari hambatan dan kesulitan pada pembelajaran sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hambatan dan kesulitan yang muncul kemungkinan disebabkan oleh situasi pandemic Covid-19 yang mengharuskan penerapan pola Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), hal ini  membuat siswa kurang berinteraksi nyata antar sesama siswa dan belum terbiasa melakukan presentasi secara langsung, sehingga yang terjadi adalah kecenderungan saling melempar tugas tersebut. Solusi yang mungkin bisa saya lakukan untuk pembelajaran berikutnya adalah memastikan siapa siswa yang harus mempresentasikan hasil kerja pada setiap kelompoknya dengan cara melakukan undian dalam bentuk permainan suit hompimpa yang menyenangkan, sehingga diharapkan nantinya jelas siapa siswa yang harus mempresentasikan hasil diskusi pada masing-masing kelompoknya.

Dokumentasi Hasil Karya Siswa

https://www.youtube.com/watch?v=zVbJy1pzDZQ

https://www.youtube.com/watch?v=mYz6fM75JL4

https://www.youtube.com/watch?v=2h_2tnH4Te8

https://www.youtube.com/watch?v=GmNJRf8ugeA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun