Mohon tunggu...
Yeanny Suryadi
Yeanny Suryadi Mohon Tunggu... -

-

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tidak Usah Kau Paksakan Untuk Senyuman Orang Lain, Anakku...

1 Maret 2012   01:52 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:43 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepala sekolah memanggil saya, dia berterimakasih atas dukungan saya terhadap si sulung  yang akhirnya berhasil menduduki juara harapan dua untuk lomba story telling yang melawan banyak TK-TK lainnya.  Kelincahan dan keberanian selama di acara terssebut pun sangat membuat guru-guru bangga akan si sulung, dia menjawab pertanyaan dari MC di panggung dan mendapatkan hadiah kecil-kecil, begitu ditanya kamu dari TK mana, " TK ---," dengan suara keras.

Memang si sulung bisa dibilang anak yang berani tampil, dilingkungan rumah juga dia berani bertanya dan menolak pernyataan yang tidak masuk diakalnya terhadap orang-orang dewasa. Dalam segal lomba yang ada , guru kemudian menyertakan nama si sulung . Dan saya hanya diam menghadapi itu.

Saya memang selalu berusaha mengajak si sulung untuk aktif pada acara lomba-lomba diluar sekolah, untuk mengasah kemampuan percaya diri dan sportifitas di dalam diri untuk mengejar prestasi, tapi tentunya bukan semua bidang.

Saat kemudian guru tarinya , memberikan dia hadiah lagi karena dia mudah menghapal irama tari, dan kemudian memohon dukungan saya lagi karena dia akan dipilih di barisan terdepan untuk lomba menari antar TK lagi, kemudian guru menyuruhnya menyanyi di depan murid-murid lainnya, dan kemudian saya dipanggil lagi untuk mendukung lomba drumband dimana si sulung akan diamanahkan membawa mayoret di depan.

Saya menghela nafas, anakku adalah anak yang lincah, manalah cocok dia pegang mayoret, yang ada hidungnya nanti kena mayoret , dia bukan anak yang tenang, si sulung bisa dikategorikan sebagai anak kinestetik, meski mungkin masih terlalu dini untuk mengatakan hal itu.

waktu saya ingin untuk membatalkan,' janganlah kau pilih anakku untuk amanah itu, dia hanya seorang anak lincah yang suka berlarian kesana kemari, dia belum tentu menjadikan segalanya menjadi juara' lagi pula badannya tidak terlalu tinggi, modalnya hanyalah, mungkin,  kebetulan dia memiliki Percaya Diri yang lebih dari kebetulan teman sekelasnya.  Waktu saya ceritakan hal ini paada suami, bahwasanya saya ingin minta janganlah guru-guru itu memilih si sulungku untuk membawa mayoret, yah, lalu saya konsultasikan , jawaban mereka, "Bisalah bun , diakan lincah dan pemberani." Yah, saya menghela nafas, mungkin....mungkin.

Sudah sepatutnya saya berbangga....tetapi saya merasa dia terbebani akan misi -misi yang bermunculan...saya tidak tahu dia terbebani atau tidak, tapi waktu saya harus membangunkan dia tidur siang saat harus berlatih untuk lomba, kadang saya merasa kasihan, saaat dia harus segera latihan melewati kartun kesukaannya di televisi. ..dia adalah seorang anak kecil lincah yang (apakah ) kebetulan punya percaya diri yang baik.

Apakah ini karena dia diasuh sendiri oleh orangtuanya sendiri sehingga tumbuh dengan rasa percaya diri tinggi dan mulai berprestasi?

ketika dia mengeluh malas mengerjakan tugas Jarimatika, saya tersenyum, " Kerjakanlah apa yang kamu suka sayang...jarimatikamu boleh kamu tinggalkan, tapi jangan sampai nilainya merah, 60-70 sudah cukup.." Aku tidak mengharapkan kesempurnaan darimu, tidak ingin kamu bisa mengerjakan semua, kau hanya seorang gadis kecil yang suka menari, bercerita ,menangis saat tidak dibelikan permen, merengek untuk es krim.

tumbuhlah anakku, dengan prestasi yang sesuai dengan dirimu, jadilah dirimu sendiri, prestasimu bukan untuk kebanggaan oranglain, tapi untuk dirimu sendiri! jangan lakukan bila kamu tidak suka, dan kejarlah apa yang kamu sukai!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun