Mohon tunggu...
Yohanes Budi
Yohanes Budi Mohon Tunggu... Human Resources - Menulis kumpulan cerpen "Menua Bersama Senja" (2024), Meminati bidang humaniora dan pengembangan SDM

https://ebooks.gramedia.com/id/buku/menua-bersama-senja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Baca Buku (2): "Spritualitas Guru (yang) Menggerakkan)

18 Desember 2020   14:36 Diperbarui: 18 Desember 2020   14:51 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
cover buku "Spiritualitas Guru" (kanisiusmedia.co.id)

Pilar utama sebuah sekolah adalah guru. Kualitas lulusan sekolah tergantung pula dari guru (dan siswa) yang berproses dalam olah ilmu, olah rasa, dan olah karsa. Singkatnya, guru menjadi faktor penentu dalam pendidikan.

Buku "Spiritualitas Guru" yang ditulis Romo Paul Suparno, SJ ini mengupas tuntas semangat dasar seorang guru, dengan sederhana tapi reflektif.

Dalam pengantarnya, Romo Paul Suparno menegaskan bahwa bila mempunyai spiritualitas tinggi, guru akan melakukan tugasnya dengan tanggung jawab, kreatif, selalu ingin lebih baik dalam membantu siswa. Sebaliknya, bila spiritualitas guru rendah, mereka sering kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya, suka membolos, mengajar sesukanya, dan bahkan tidak memperhatikan kepentingan siswa. Akibatnya, sekolah tidak akan maju.

Mengapa spiritualitas guru itu penting? Kata spiritualitas berasal dari kata Latin spiritus, yang berarti "Napas, nyawa, roh, jiwa, kesadaran diri, sikap." Spiritualitas mengandung makna sesuatu yang menghidupkan, memberikan semangat, dan memengaruhi tingkah laku kepada seseorang. Dasarnya adalah pengalamannya personal akan Allah.

Keintiman hubungan dengan Tuhannya menjadi landasan yang paling baik bagi guru melaksanakan perutusan dan panggilannya sebagai pendidik dengan penuh semangat, gembira, selalu ingin maju.

Menurut Paul, spiritualitas guru dicirikan dalam beberapa indikator. Pertama, Spiritualitas guru merupakan keyakinan mendasar, mendalam, dan ada di dalam dirinya. Kedalaman relasi dengan Tuhan, menjadi sumber kekuatan bagi guru melaksanakan tugasnya.

Kedua, spiritualitas guru memberikan semangat pada kehidupan dan tingkah lakunya. Roh itu menggerakkan dan memberikan semangat, kreativitas, dan kegembiraan untuk melaksanakan tugas.

Ketiga, spiritualitas guru mewujud dalam tindakan dan cara berpikir untuk menjalankan tugasnya dengan lebih baik. Spiritualitas yang tinggi akan menjadi penggerak guru dalam melaksanakan tugasnya sampai ke akar-akarnya, rela berkorban, dan menjalankannya dengan sungguh-sungguh sebagai panggilan Tuhan sendiri.

Sependapat dengan Hansen (1995) dalam bukunya The Call to Teach, Romo Paul menegaskan arti pekerjaan sebagai panggilan hidup. Ada dua ciri, yaitu: pertama bahwa pekerjaan itu mengembangkan orang lain. Pekerjaan itu membantu orang lain berkembang menjadi pribadi yang lebih utuh dan lebih sempurna.

Kedua, bahwa dengan melakukan pekerjaan tersebut, orang yang melakukannya juga berkembang dan menjadi pribadi yang penuh/utuh. Pekerjaan itu juga akhirnya menjadikannya pribadi yang berkembang utuh, lebih manusiawi, serta lebih sempurna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun