Apakah ibadah kita benar-benar diniatkan untuk Allah semata?
Atau ada unsur ingin dipuji, ikut-ikutan, atau sekadar rutinitas?
Niat yang lurus adalah pondasi diterimanya amal.
2. Apakah Kita Konsisten Dzikir dan Tilawah?
Di 10 hari pertama kemarin, mungkin kita rajin berdzikir dan membaca Al-Qur'an.
Apakah semangat itu masih terjaga hari ini?
3. Apakah Kepedulian Sosial Kita Meningkat?
Ibadah qurban mengajarkan kita untuk berbagi kepada sesama.
Apakah kita masih menjaga semangat berbagi setelah hari raya?
Atau kembali sibuk hanya dengan urusan pribadi?
4. Apakah Shalat Sunnah dan Puasa Sunnah Kita Berlanjut?
Banyak yang aktif puasa saat Dzulhijjah, tapi kemudian vakum.
Padahal puasa sunnah Senin-Kamis atau Ayyamul Bidh adalah peluang besar untuk terus menjaga semangat itu.
5. Apakah Kita Masih Rajin Berdoa?
Doa bukan hanya amalan musiman.
Jadikan doa sebagai sahabat harian, apalagi di era penuh tantangan seperti saat ini.
Resolusi Pasca Dzulhijjah: Jangan Berhenti Berlari
Ibadah bukan sprint, melainkan marathon, yaitu sepanjang hayat.
Maka setelah Dzulhijjah, kita perlu membuat resolusi ibadah, di antaranya: