Mohon tunggu...
Ya Yat
Ya Yat Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Penyuka MotoGP, fans berat Valentino Rossi, sedang belajar menulis tentang banyak hal, Kompasianer of The Year 2016, bisa colek saya di twitter @daffana, IG @da_ffana, steller @daffana, FB Ya Yat, fanpage di @daffanafanpage atau email yatya46@gmail.com, blog saya yang lain di www.daffana.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Manjakan Mata dengan Cenderamata di Pasar Seni Ubud

14 Juli 2020   15:46 Diperbarui: 14 Juli 2020   21:38 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotak kayu burung hantu (dok.yayat)

kopi hitam nikmat (dok.yayat)
kopi hitam nikmat (dok.yayat)
Saya pesan kopi hitam single origin dari kopi bali yang diseduh V60. Wayan Budi memesan kopi yang sama. Harga segelas kopi Bali seduh V60 ini 15 ribu saja. Murah banget kan. Saya memperhatikan proses penyeduhan kopi. Selalu asik melihat proses menyeduh kopi.

Kopi dihidangkan dalam cup kertas dan saya juga diberikan sedotan dari kertas. Di bali tak digunakan lagi sedotan plastik. Semua sedotan dibuat dari kertas. Kedai-kedai kopi juga sudah menggunakan cup dari kertas dalam upaya mengurangi sampah plastik. Bali memang menaruh perhatian besar pada permasalahan sampah plastik.

aneka rokok esse (dok.esse)
aneka rokok esse (dok.esse)
Kami duduk di beranda kedai, menikmati kopi panas sekaligus menikmati pasar seni Ubud yang ramai. Wayan Budi meminta ijin pada saya untuk merokok. Saya persilakan saja karena saya tak anti pada orang yang merokok. Saya pun maklum kalo rokok itu temannya kopi.

Sembari minum kopi sambil beristirahat, kami ngobrol tentang banyak hal, tentang pantai di Bali sampai makanan enak yang harus saya coba. Namun perhatian saya justru tertumbuk pada rokok yang ia hisap. Rokoknya slim, lintingannya kecil, tak seperti rokok lainnya. "Rokok apa sih? Kok ukurannya kecil?" Tanya saya. Wayan Budi menjawab, "ini rokok Esse Mild", rokok favoritnya.

Esse mild (dok.esse)
Esse mild (dok.esse)
Dia menjelaskan Esse memiliki beberapa ukuran seperti regular, slim, dan superslim. Selain itu, ada beberapa produk dari Esse, namun yang menjadi favorit Wayan Budi adalah Esse Mild. "Kenapa pilih jenis itu?" Tanya saya. Wayan Budi menjelaskan "karena kadar tar dan nikotinnya rendah dan punya filter activated charcoal, filter yang bikin asap yang keluar lebih lembut dan clean. Esse juga rokok yang halus, jadi punya resiko dan rasa gatal yang rendah". Saya mengangguk-angguk mendengarnya.

Tak terasa kopi kami sudah habis, rokok yang dihisap Wayan Budi juga habis. Kami memutuskan jalan lagi ke lokasi berikutnya, yaitu Pura Tirtha Empul. Jika saya ke Bali lagi, saya akan blusukan lagi ke pasar seni Ubud dan memanjakan mata saya dengan aneka cenderamatanya yang cantik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun