Mohon tunggu...
Aksi Cepat Tanggap
Aksi Cepat Tanggap Mohon Tunggu... Jurnalis - Organisasi Kemanusiaan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menjadi organisasi kemanusiaan global profesional berbasis kedermawanan dan kerelawanan masyarakat global untuk mewujudkan peradaban dunia yang lebih baik http://act.id Aksi Cepat Tanggap (ACT) Foundation is a professional global humanitarian organization based on philanthropy and volunteerism to achieve better world civilization

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pasca Kebakaran Hutan, Ayo Lekas Restorasi dan Reboisasi Hutan

26 November 2015   08:56 Diperbarui: 26 November 2015   10:01 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Reboisasi Hutan Ciremai

Tak bisa dimungkiri, tragedi kekeringan hebat yang melanda Indonesia khususnya wilayah Pulau Jawa telah berdampak sangat parah. Tak hanya merugikan ekonomi warga terutama sektor pertanian karena faktor kegagalan panen, namun juga kemarau panjang telah membakar habis banyak sekali hutan-hutan yang berada di lereng gunung. Tengok saja kondisi hutan alami di beberapa gunung di pulau Jawa. Kebanyakan pasti pernah terbakar hebat ratusan hektare lahan hutan akibat kemarau panjang tahun 2015. Mulai dari Gunung Gede Pangrango dan Ciremai di Jawa Barat, hingga kebakaran hutan di Gunung Lawu, Merapi, Sindoro, dan Sumbing di Jawa Tengah.

Namun kini musim kemarau panjang yang sangat kering sudah berakhir. Seluruh wilayah Indonesia mulai rata mengalami hujan deras. Akhirnya, berangkat dari kegelisahan banyaknya jumlah luasan hutan yang terbakar di Pulau Jawa, Sejumlah komunitas bergabung dalam kegiatan Jelajah Gunung Jawa Barat (JGJB) berusaha melakukan restorasi dan reboisasi hutan kembali di sekitar lereng Gunung. Kegiatan gabungan ini diikuti 20 komunitas pecinta alam dari berbagai daerah, termasuk aktivis Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Koordinator Daerah (Korda) Purwakarta.

Acara ini pertama kali dilakukan pada Jumat (20/11), selain MRI Korda Purwakarta, juga diikuti KPGB Bandung, Petualang Sejati di Purwakarta, Penggal Besi asal Bekasi, GPS Subang, Gemawana Bogor, Kaum Anak Muda Pecinta Alam Karawang (Kampak) Karawang, Pecinta Reptil Sumedang, serta puluhan komunitas lainnya.

Relawan MRI Purwakarta Gigin Ginanjar mengatakan tujuan melakukan jelajah hutan adalah dalam rangka melihat tingkat kelestarian hutan yang penuh dengan tanaman hijau yang liar. Belakangan, akibat musim kemarau panjang, mengakibatkan sejumlah wilayah hutan terbakar.

“Kawan-kawan yang bergabung dalam JGJB bermaksud menggalang kebersamaan untuk kembali menghijaukan tanah kita dan memanfaatkan sebenar-besarnya untuk kepentingan orang kebanyakan,” ujar Gigin.

Gigin Ginanjar mengatakan untuk aksi penghijauan ini, pihak Perhutani ikut turun ke lapangan. Pihak Perhutani menyumbang 300 bibit dari tiga jenis pepohonan, yakni Albasia, Mahoni dan Jabon.

“Salah satu program JGJB bertujuan untuk melestarikan kembali hutan di Jawa Barat terutama hutan pasca kebakaran akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan. Kegiatan reboisasi, operasi bersih (OPSIH) lingkungan menjadikan hutan yang sehat karena manfaat dari hutan yang sehat sangatlah banyak untuk kehidupan manusia antara lain sumber cadangan air, serta pengurangan dampak dari rumah kaca secara luas,” ujar Gigin.

Ketua Pelaksana Cheche (35) JGJB mengatakan kegiatan bersama dan aksi penghijauan adalah dalam rangka menumbuhkan rasa kesukarelawanan peserta serta menumbuhkan rasa cinta terhadap alam.

Lebih lanjut, kabar terakhir yang dirilis oleh lama Antaranews, jalur pendakian di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan Jawa Barat untuk sementara waktu masih ditutup karena area hutan di sekitar kawasan jalur pendakian masih dalam proses pemulihan dan reboisasi ulang. Gunung Ciremai sebagai salah satu gunung yang gagah menjulang di Jawa Barat tahun 2015 ini dilanda kebakaran hutan cukup parah, bahkan terjadi hingga 3 kali, dengan membakar lahan hutan sebanyak lebih dari 200 hektare lahan. (cal)

img : bluetripper.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun