Mohon tunggu...
Humaniora

Meningkatnya Jumlah Pengemis Menjelang Bulan Ramadhan

29 April 2017   16:19 Diperbarui: 29 April 2017   16:22 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Budaya pengemis tidak asing lagi di dunia termasuk Indonesia. Bisa dikatakan jumlah pengemis bagai jamur di musim hujan. Banyak modus yang mereka lakukan demi mendapatkan uang, mulai dari pura-pura buta hingga pura-pura cacat. Semua demi uang, mereka tergiur akan mudahnya mendapatkan uang hanya dengan menengadahkan tangan kepada setiap orang. Dan lagi banyaknya contoh pengemis yang mereka lihat mendapatkan pundi-pundi rupiah yang besar hanya dengan mengemis.

 Tidak dipungkiri mengapa banyak pengemis di Indonesia ini, faktor kebutuhan hidup yang meningkat, lapangan pekerjaan yang sulit didapat dan pendidikan yang rendah membuat mereka terpaksa melakukan apa saja demi memenuhi kebutuhan hidup termasuk mengemis.

 Budaya mengemis sangat tinggi apalagi mendekati Bulan Suci Ramadhan. Akan banyak pengemis yang menjalankan pekerjaannya, bahkan pengemis itu juga didatangkan dari derah lain mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Akan ada sekekompok orang yang menjadi “Bos” dari pengemis-pengemis tersebut. mereka akan meminta hasil pendapatan dari mengemis dan hanya akan memberikan beberapa bagian dari penghasilan pengemis tersebut.

 Puncaknya menuju Hari Raya Idul Fitri dimana setiap orang muslim wajib membayar Zakat. Dan momen itu akan dimanfaatkan oleh pengemis untuk meraup keuntungan dari orang-orang yang akan membayar Zakat. Seharusnya dengan begini pemerintah lebih memperhatikan keadaan masyarakat kelas bawah agar dapat mengurangi atau bahkan menghapus budaya pengemis ini. Seperti memberikan modal usaha dengan cicilan terjangkau, mendirikan lapangan pekerjaan dan meningkatkan pendidikan bagi anak-anak yang berasal dari keluarga yang tidak mampu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun