Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dear Ramadan, Tahun Ini Saya Ingin Lebih Baik

9 Maret 2025   11:56 Diperbarui: 9 Maret 2025   05:05 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

"Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan." -- Hadis

---

"Apa doa Ramadan-mu tahun ini?"

"Hmm... pengen lebih baik."

"Lebih baik yang gimana?"

"Ya... lebih baik aja. Lebih banyak ibadah, lebih dekat sama keluarga, lebih tenang."

"Kayaknya tiap tahun doa kita sama, deh."

"Iya. Tapi, kok rasanya masih belum sampai juga, ya?"

---

Begitulah, setiap Ramadan datang, ada harapan yang selalu berulang. Ingin lebih baik, ingin lebih dekat dengan-Nya, ingin lebih khusyuk. Tapi, sering kali, setelah Ramadan berlalu, kita kembali ke kebiasaan lama. Apa yang dulu ingin diperbaiki, masih tetap sama.

Tahun ini saya memasuki usia 46. Ada yang bilang, usia 40-an itu sudah waktunya lebih serius dalam melihat hidup. Sudah bukan masanya lagi sekadar "jalanin aja." Tapi, seberapa sering kita benar-benar berhenti sejenak dan bertanya: Apa yang sebenarnya ingin aku capai?

Mengapa Ramadan Ini Harus Berbeda?

Setiap tahun, Ramadan datang dengan janji keberkahan. Tapi, tahun ini saya ingin lebih dari sekadar menjalankan rutinitas. Saya ingin merasakan maknanya lebih dalam.

Mungkin karena usia, mungkin juga karena melihat dunia semakin tak menentu. Ada yang bilang dunia sekarang terlalu bising. Terlalu banyak informasi, terlalu banyak berita buruk, terlalu banyak orang berdebat tanpa hasil.

Saya ingin Ramadan ini menjadi waktu untuk diam sejenak. Menarik diri dari kebisingan, mendekat ke dalam diri sendiri.

Saya ingin ibadah saya lebih dari sekadar kewajiban. Saya ingin menemukan kembali ketenangan dalam setiap sujud, merasakan setiap huruf dalam doa, memahami makna di balik setiap ayat yang dibaca.

Tapi, bagaimana caranya?

Menata Hati, Menata Ibadah

Saya pernah membaca satu kalimat sederhana: Ibadah itu bukan soal banyaknya, tapi tentang bagaimana kita menjalaninya.

Tahun ini, saya ingin lebih fokus pada kualitas, bukan kuantitas.

Bukan hanya membaca Al-Qur'an lebih banyak, tapi memahami maknanya.

Bukan hanya shalat tepat waktu, tapi merasakan setiap gerakannya.

Bukan hanya bersedekah lebih banyak, tapi benar-benar melihat siapa yang membutuhkan.

Saya juga ingin lebih sadar dengan doa-doa saya. Selama ini, doa sering terasa seperti daftar keinginan. Minta ini, minta itu. Tapi, tahun ini saya ingin doa menjadi percakapan. Bukan sekadar meminta, tapi juga bersyukur dan menerima.

Ramadan, Keluarga, dan Harapan untuk Negeri

Saya sadar, ibadah bukan hanya tentang hubungan dengan Tuhan, tapi juga hubungan dengan sesama.

Saya ingin Ramadan ini lebih berarti bagi keluarga.

Saya ingin lebih banyak berbicara dengan mereka, mendengar cerita mereka. Mungkin, selama ini terlalu sibuk dengan dunia luar sampai lupa bahwa yang terdekat justru yang paling berharga.

Saya ingin lebih sabar.

Saya ingin lebih banyak berbagi.

Saya ingin anak-anak saya melihat bahwa Ramadan bukan hanya tentang menahan lapar, tapi tentang menjadi pribadi yang lebih baik.

Lalu, bagaimana dengan negeri ini?

Saya ingin Indonesia menjadi lebih baik.

Saya ingin melihat lebih banyak kejujuran, lebih banyak kepedulian. Saya ingin Ramadan ini menjadi pengingat bahwa kita semua punya tanggung jawab.

Mungkin, saya tidak bisa mengubah banyak hal sendirian. Tapi, jika setiap orang bisa lebih baik pada dirinya sendiri dan sekitarnya, bukankah itu awal dari perubahan yang lebih besar?

Apakah Ramadan Kali Ini Akan Berbeda?

Tentu, niat saja tidak cukup.

Saya harus mulai dari hal kecil.

Mungkin dengan bangun lebih awal untuk tahajud, bukan hanya sahur.

Mungkin dengan menutup media sosial lebih sering dan membaca lebih banyak.

Mungkin dengan memberi lebih banyak senyum pada orang-orang di sekitar.

Apakah saya bisa melakukannya? Saya tidak tahu. Tapi, saya ingin mencoba.

Karena Ramadan ini, saya tidak ingin hanya berlalu begitu saja. Saya ingin Ramadan ini benar-benar menjadi titik perubahan.

Dan saya harap, saat bulan suci ini berakhir, ada sesuatu yang tertinggal. Sesuatu yang tidak hilang begitu saja ketika gema takbir menggema.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun