Mohon tunggu...
yassin krisnanegara
yassin krisnanegara Mohon Tunggu... Pembicara Publik / Coach / Pengusaha

Dalam proses belajar untuk berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ikhlas adalah sebuah keputusan

9 Februari 2025   06:45 Diperbarui: 9 Februari 2025   06:45 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pukul tiga sore, Raka menerima surat pemutusan kerja. Bosnya tidak repot-repot menjelaskan panjang lebar.

"Perusahaan sedang efisiensi," katanya, menyerahkan amplop putih. "Kami harap kamu mengerti."

Raka menatap surat itu. "Jadi, saya diberhentikan hari ini?"

"Ya."

Begitu saja. Tidak ada basa-basi. Tidak ada ucapan terima kasih atas kerja kerasnya selama tiga tahun terakhir. Ia mengangguk, lalu keluar dari ruangan tanpa kata.

Di luar gedung, ia menarik napas panjang. Jakarta panas dan penuh kebisingan. Orang-orang berjalan cepat, sibuk dengan urusan masing-masing. Tidak ada yang peduli bahwa satu orang baru saja kehilangan pekerjaan.

Baca juga: Kamar Sudut

Di halte bus, seorang lelaki tua membaca koran, sementara seorang anak kecil meniup seruling plastik dengan lagu yang tak jelas nadanya.

Dunia terus berjalan seperti biasa.

Di rumah kontrakan, Raka melempar amplop pesangon ke atas meja.

"Cukup buat makan tiga bulan," gumamnya. "Kalau cuma makan nasi dan garam."

Ia mengambil ponsel dan membuka aplikasi lowongan kerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun