STRATEGI MUSEUM SEJARAH JAKARTA DALAM MEMPERKUAT RASA NASIONALISME
Yasmin Azahra1, Darriel Fadhilah2, Subakdi3, Yuliani Widianingsih4, Syarif Ali5
Ekonomi Syariah Program Sarjana, Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta.
NIM : 1. 2310116061; 2. 23101116066;
Email: 12310116061@mahasiswa.upnvj.ac.id; 22310116066@mahasiswa.upnvj.ac.id; 3subakdi@upnvj.ac.id; 4yuliani35@yahoo.com; 5syarif.ali@upnvj.ac.id
Abstrak
Museum Sejarah Jakarta adalah tempat penting untuk melihat sejarah Jakarta dari zaman kolonial hingga kemerdekaan. Museum Sejarah Jakarta memiliki potensi besar untuk menanamkan rasa nasionalisme bagi orang-orang, terutama Gen Z, karena koleksi artefak, dokumen, dan pameran, serta tur dan pemandunya, dapat menjadi tempat yang bagus untuk belajar sejarah.
Untuk generasi muda, terutama Gen Z, mengunjungi Museum Sejarah Jakarta akan memberi mereka pemahaman yang lebih baik tentang perjuangan pahlawan yang terjadi dalam sejarah Indonesia. Setelah mempelajari tentang perjuangan mereka, mereka akan menjadi lebih bangga pada negara mereka dan menjadi nasionalis.
Namun, meskipun museum memiliki banyak potensi, banyak masalah yang menghalangi kemajuan Museum Sejarah Jakarta. contohnya pendanaan yang terbatas, manajemen SDM, program pendidikan yang kurang, dan yang paling penting adalah fasilitas yang kurang memadai.
Banyak museum di Indonesia memiliki fasilitas yang kurang memadai, seperti ruang pameran yang sempit, kondisi bangunan yang buruk, dan kurangnya teknologi canggih. Kemudahan yang tidak memadai dapat membuat pengunjung tidak nyaman dan tidak tertarik.
Kata Kunci: Nasionalisme; Pariwisata; Sejarah; Jakarta; Museum Sejarah Jakarta; Bela Negara
Pendahuluan
Pentingnya sejarah bangsa harus ditanamkan pada generasi muda. Menurut pepatah, negara yang kuat adalah yang tidak melupakan sejarahnya. Sejarah tidak hanya digunakan untuk mengenang masa lalu; sebaliknya, sejarah harus dipelajari untuk menghindari hal-hal buruk dan menumbuhkan rasa nasionalisme di generasi berikutnya.
Sangat penting bagi masyarakat Indonesia untuk menumbuhkan rasa nasionalisme, yang merupakan sikap mencintai bangsa dan negara. Namun, rasa nasionalisme yang rendah, terutama di kalangan generasi muda, dapat menjadi hambatan untuk membangun bangsa yang kuat dan mandiri. Oleh karena itu, rasa nasionalisme harus ditumbuhkan di masyarakat, terutama di kalangan anak-anak, melalui pendidikan, pembiasaan, dan kesadaran akan pentingnya nasionalisme.
Museum memiliki tanggung jawab untuk melestarikan dan mewariskan budaya, menurut Sri Soejatmi. Untuk melakukannya, mereka harus mengumpulkan, memiliki, merawat, memamerkan, dan mengomunikasikan kepada masyarakat. Namun, dari perspektif pendidikan, museum berfungsi sebagai sarana untuk memberi pengunjung kesempatan untuk belajar secara informal.
Museum memiliki peran penting di era modern karena mereka dapat menjadi sumber informasi dan pendidikan bagi masyarakat, membangun kesadaran nasionalisme, dan menumbuhkan rasa cinta tanah air. Museum juga dapat membantu pendidikan dan penelitian, serta meningkatkan kesadaran dan penghargaan terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung di dalamnya.
Museum sekarang dapat mendigitalkan koleksi mereka dan memperluas jangkauan publikasi mereka untuk membuat koleksi mereka diakses oleh orang-orang di seluruh dunia, termasuk mereka yang tidak biasanya dapat mengunjungi museum secara langsung.
Museum juga menyimpan nilai-nilai perjuangan bangsa sehingga masyarakat dapat menghargai perjuangan para pahlawan saat dipamerkan kepada masyarakat, meningkatkan semangat bela negara. Museum membantu pertumbuhan industri kreatif dengan menawarkan hiburan kepada pengunjung, menarik wisatawan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Peninggalan budaya yang ada di museum menunjukkan keragaman kebudayaan Indonesia. DKI Jakarta, ibu kota Indonesia, memiliki banyak museum, yang membuatnya disebut sebagai "kota bertabur museum". Julukan ini diberikan kepada kota karena banyaknya bangunan cagar budaya yang dilindungi dan memiliki nilai historis, di antaranya adalah museum.
DKI Jakarta memiliki kurang lebih 75 museum yang dikelola oleh individu, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah. Museum Fatahillah, juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta, adalah salah satu dari ke-75 museum dan merupakan tempat wisata budaya dan pendidikan penting di Jakarta. Museum ini berada di kawasan Kota Tua, di gedung bersejarah yang dulunya merupakan Balai Kota Batavia selama era kolonial Belanda.
Museum Sejarah Jakarta memiliki potensi besar untuk menjadi tempat wisata yang menarik karena menggabungkan aspek sejarah, pendidikan, dan budaya. Pengelolaan dan promosi yang baik dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menguntungkan ekonomi dan pariwisata lokal.
Secara keseluruhan, Museum Sejarah Jakarta memiliki potensi besar untuk dikembangkan lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman dan apresiasi sejarah Jakarta dan Indonesia selain menyimpan artefak bersejarah.
Membentuk museum yang menarik memerlukan lebih dari sekadar koleksi yang bagus. Manajemen yang profesional dan investasi infrastruktur yang memadai adalah dua komponen penting untuk menciptakan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung dan memastikan kesinambungan operasional museum.
Realita saat ini adalah banyak orang masih "buta" tentang sejarah negara mereka, seperti Indonesia. Jika mengetahui sejarah negara lain lebih menghibur dan bermanfaat bagi mereka daripada mengetahui sejarah negara mereka sendiri, anak-anak muda saat ini tidak akan segan-segan untuk melakukannya. Akses internet dan smartphone yang cepat menyebabkan perilaku mereka ini, yang pada gilirannya akan mengurangi rasa nasionalisme.
Mengapa hal-hal seperti ini bisa terjadi? Mungkin salah satu alasan mengapa orang tidak sering pergi ke Museum Sejarah Jakarta adalah karena fasilitas dan fasilitasnya tidak cukup membuat pengunjung merasa nyaman dan ingin tinggal di sana selama waktu yang lama.
Sebagian besar narasumber yang kami wawancarai memang berpendapat bahwa sarana, terutama pendingin udara, tidak terlalu berguna selama berada di dalam bangunan museum. Beberapa pendingin udara rusak, dan beberapa lainnya berfungsi dengan baik, tetapi tidak menurunkan suhu di dalam museum.
Untuk mencegah perilaku ini berkembang dan terulang di masa yang akan datang, diperlukan tindakan penanganan yang tepat dan tepat. Setelah kami bertanya kepada Ibu Istiqomah Armitawati dari bagian kepengurusan bangunan Museum Sejarah Jakarta, dia mengatakan bahwa alasan utama tidak adanya banyak pendingin udara di dalam bangunan museum adalah karena pihak museum tidak ingin mengubah struktur utama bangunan.
Mereka ingin mempertahankan keantikan bangunan museum yang masih kaya akan gaya Belanda itu. Menurut Ibu Armitawati, struktur bangunan yang masih antik tersebut akan menjadi salah satu daya tarik Museum Sejarah Jakarta yang mungkin tidak terlalu banyak museum yang menerapkannya.
Tujuan dari proyek PjBL ini adalah untuk memberi Museum Sejarah Jakarta saran tentang cara mengelola museum dengan baik dan membuat kunjungan ke museum yang membosankan dan tidak menyenangkan menjadi lebih menarik.
Kami juga ingin menunjukkan bagaimana kritik dan saran tentang museum dapat digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki museum.
Kami juga ingin meningkatkan minat orang untuk mengunjungi Museum Sejarah Jakarta dengan membuat video yang menceritakan keseruan, kenyamanan, dan informasi tentangnya. Video ini akan diunggah di YouTube dan dipromosikan di Instagram Story kami.
Tinjauan Pustaka
Potensi Museum di Indonesia
Potensi bisa dikatakan sebagai kemampuan atau semacam kekuatan yang belum dikembangkan secara optimal. Sehingga pada dasarnya potensi menjadi istilah yang bersifat universal yang kerap kali dikaitkan dalam konteks yang beragam, misalnya dikaitkan dengan kemampuan diri, yang akhirnya memunculkan istilah potensi diri yang mengacu pada kemampuan manusia yang belum digali dan digunakan secara optimal.
Adapun definisi potensi menurut para ahli, antara lain:
Hafi Anshari (1986), Potensi
adalah hal yang lekat dengan sifat terhadap bakat terpendam, atau mengenai kekuatan-kekuatan dalam melakukan tindakan di masa mendatang. Kekuatan tersebut dinilai penting lantaran dengan kekuatan yang baik setiap seseorang yang mempunyai potensi akan mampu untuk berjuang sekuat tenaganya.
Majdi (2007), Definisi potensi
adalah serangkaian kemampuan, kesanggupan, kekuatan, ataupun daya yang memiliki kemungkinan untuk dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih besar. Biasanya bentuk-bentuk tersebut didapatkan melalui pembangunan untuk kesejahteraan dalam kehidupan masyarakat.
Myles Munroe, Pengertian potensi
adalah bentuk sumber daya atau kemampuan yang cukup besar, tapi kemampuan tersebut masih belum tersingkap dan belum diaktifkan.
Potensi museum di Indonesia bisa didefinisikan sebagai kemampuan atau kelebihan yang dimiliki oleh museum untuk menarik perhatian dan mengundang kunjungan masyarakat. Potensi ini dapat dapat berupa koleksi benda-benda bersejarah dan budaya yang dipamerkan dalam museum, kegiatan edukatif dan kultural yang dilakukan, serta fasilitas yang ada di museum. Museum yang memiliki potensi yang baik dapat menjadi objek wisata yang menarik dan berkontribusi pada pengembangan budaya dan sejarah suatu wilayah. Museum di Indonesia memiliki potensi besar dalam peningkatan kesadaran budaya dan sejarah di Indonesia. Oleh karena itu, pengembangan potensi museum menjadi sangat penting untuk meningkatkan kualitas wisata budaya dan sejarah Indonesia.
Beberapa contoh potensi Museum Sejarah Jakarta :
Koleksi benda-benda bersejarah,
dalam Museum Sejarah Jakarta memiliki koleksi yang luas dan beragam seperti lukisan Banda Neira, penjara bawah tanah, replika arca Wisnu Cibuaya, serta beberapa prasasti.
Edukasi sejarah Jakarta, di dalam
museum ini menawarkan informasi tentang Jakarta tempo dulu.
Wisata bangunan tua, Museum
Sejarah Jakarta merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda, dengan desain arsitektur yang kental dan klasik menjadi spot ikonik untuk berfoto.
Pertunjukan boneka tali, museum
ini menawarkan pertunjukan boneka tali yang dimainkan oleh para seniman di pelataran museum.
Lokasi strategis, Museum Sejarah
Jakarta berlokasi di kawasan Kota Tua Jakarta yang mudah diakses dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum.
Definisi Museum
Museum secara etimologi berasal
dari bahasa Yunani Kuno, yakni “muze” yang memiliki arti sembilan dewi yang melambangkan ilmu dan kesenian. Dengan kata lain, museum merupakan tempat untuk menyimpan benda-benda peninggalan masa lampau yang memiliki nilai budaya dan sejarah peradaban manusia yang dapat difungsikan sebagai sarana edukasi dan tempat rekreasi. (Suprapta et al., 2020) Pengertian museum juga tertuang dalam undang-undang negara.
ICOM (International Council Of
Museum) pada tahun 1974 mendefinisikan Museum sebagai sebuah lembaga yang tidak mencari keuntungan yang melayani masyarakat dan perkembangannya, serta terbuka untuk umum. (Perdana, 2010) Sebagai sebuah lembaga nirlaba, Museum bertujuan untuk memperoleh, melestarikan, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan benda-benda peninggalan masa lampau, untuk tujuan studi, pendidikan dan kesenangan. Dalam hal ini keberadaan Museum menjadi suatu tempat yang penting di negara kita yang memiliki banyak benda-benda bersejarah pada masa lampau. Tidak hanya untuk menyimpan benda peninggalan masa lampau, tetapi Museum sering dijadikan edukasi untuk siswa sebagai implementasi pembelajaran di sekolah khususnya pada mata pelajaran sejarah dan juga sebagai sarana rekreasi bagi masyarakat luas baik masyarakat sekitar maupun masyarakat ataupun wisatawan asing.
Indonesia memiliki beragam jenis museum, diantaranya yaitu museum arkeologi, museum seni, museum biografi, museum maritim dan beberapa diantaranya merupakan museum sejarah. (Munandar et al., 2011) Museum Sejarah berisikan barang-barang peninggalan masa lampau dan sekaligus menjadi saksi bisu bahwa disinilah tempat vital yang sangat berperan penting pada masa lalu. Museum sejarah merupakan bangunan lama yang dahulu mempunyai sejarah dan memiliki nilai arsitektural yang tinggi, maka bangunan tersebut dikatakan sebagai bangunan bersejarah. Bangunan-bangunan bersejarah adalah aset negara sebagai warisan budaya bangsa dikarenakan bangunan bersejarah merupakan peninggalan masa lampau yang memiliki nilai historis tinggi, nilai seni dan arsitektural yang kaya, juga nilai sosial dan budaya yang membentuk karakter bangsa. Salah satu diantara bangunan bersejarah yang memiliki nilai historis yang tinggi ialah Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta.
Keberadaan museum sendiri tentu memiliki dampak dan manfaat bagi siapapun yang ingin mengunjunginya. Bila mengacu kepada hasil musyawarah umum kesebelas International Council of Museum (ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dapat dikemukakan bahwa museum memiliki 9 fungsi. Adapun fungsi-fungsi museum tersebut adalah: (1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya, (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah, (3) Konservasi dan preservasi, (4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum, (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian, (6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa, (7) Visualisasi warisan alam dan budaya, (8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia, dan (9) Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Fungsi-fungsi yang dimiliki oleh museum dapat dirasakan oleh pengunjung apabila didukung oleh fasilitas dan program yang baik. Perbedaan pengelolaan yang terjadi di museum, dapat dilihat melalui kondisi museum yang terjadi di negara-negara maju. Kondisi museum di negara maju dapat dikatakan dikelola dengan baik oleh pemerintah setempat dan tentu adanya organisasi dibalik museum tersebut.
Museum yang berisi koleksi perjuangan bangsa Indonesia juga berkaitan dengan berbagai aspek kehidupan kebangsaan, khususnya tentang wawasan nusantara dan pembangunan kembali karakter bangsa. museum dapat memainkan peran ke arah peningkatan kehidupan bangsa dan negara yang lebih cerdas, dengan kepribadian dan karakter lebih tangguh. Sehingga dapat memiliki ketahanan nasional dan pandangan dunia komprehensif serta utuh tentang wawasan kebangsaan. museum juga dapat dijadikan sumber pembelajaran yang dirancang untuk membantu peserta didik dalam memahami teori secara mendalam. Yaitu melalui pemanfaatan media audio visual berupa benda-benda peninggalan sejarah, arsip atau berbentuk tayangan audio visual tentang peristiwa-peristiwa sejarah seperti film dokumenter sejarah.
Museum Sejarah Jakarta
Museum Sejarah Jakarta merupakan salah satu bangunan peninggalan kolonial yang penuh dengan nilai sejarah. Bangunan ini dibangun pada tahun 1712 dan difungsikan sebagai stadhuis atau balai kota yang menjadi pusat pemerintahan kota dan milisi warga. Oleh karena stadhuis merupakan pusat pemerintahan dan milisi warga, maka keputusan yang menyangkut kepentingan masyarakat diambil alih oleh para penguasa kota dari dalam gedung tersebut. (Sumalyo, 2007) Sehingga stadhuis memiliki peranan penting pada masa kolonial.
Pada masa kolonial, stadhuis tidak hanya menjadi pusat administrasi, atau lembaga eksekutif, tetapi juga memiliki fungsi judikatif. Selama bertahun-tahun stadhuis ini digunakan sebagai Dewan Pengadilan (Council of Justice) dan Mahkamah Kehakiman (Bench of Magistrates) untuk Batavia. Selain itu, balaikota juga berfungsi sebagai tempat pendaftaran perkawinan, pembebasan perbudakan, jual beli kapal, dan pelaksanaan hukuman untuk kejahatan besar. (Indonesia, 2005) Jadi, dapat diketahui bahwa pada masa kolonialisme Belanda, Stadhuis van Batavia merupakan tempat yang memiliki peranan yang sangat penting dan memiliki banyak kontribusi bagi pemerintahan kolonial, sekaligus menjadi pusat pemerintahan Belanda di Indonesia. Selain mempunyai peranan yang penting, stadhuis juga memberikan dampak secara ekonomi dengan adanya pembebasan perbudakan dan jual beli kapal. Tak jarang banyak kegiatan administrasi dan ekonomi yang dilakukan di dalamnya.
Pada masa kolonialisme Belanda, Stadhuis merupakan pusat pemerintahan Belanda. Namun setelah masa penjajahan Belanda berakhir stadhuis tak lagi menjadi pusat pemerintahan kota dan sempat beberapa kali mengalami perubahan fungsi yang berakibat pada menurunnya vitalitas bangunan ini. Perubahan fungsi yang terjadi yaitu pada tahun 1913, ketika Balaikota Batavia dipindahkan ke Tanah Abang West. (sekarang Jalan Abdul Muis No.35, Jakarta Pusat). Sehingga stadhuis tidak lagi berfungsi sebagai balaikota, dan mengalami perubahan fungsi.
Pada tahun 1925-1942 stadhuis dialihfungsikan sebagai kantor Pemerintahan Provinsi Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena pada masa pra kemerdekaan, Jakarta masih berada dibawah naungan provinsi Jawa Barat dan belum mempunyai wilayah otonomi daerah sendiri. Kemudian pada tahun 1942-1945 setelah Jepang datang dan menduduki Indonesia, stadhuis ini dipakai sebagai kantor pengumpulan logistik Dai Nippon atau senjata perang Jepang. Pada masa pendudukan Jepang tidak adanya pemeliharaan fasilitas dan prasarana kota sama sekali. Bahkan yang terjadi adalah sebaliknya, banyak fasilitas dan prasarana yang rusak dan terlantar. (Hadimadja, 2012) Dikarenakan pada masa penjajahan Jepang sedang berlangsung berbagai perang di berbagai tempat, seperti Perang Dunia II dan berbagai pemberontakan di Nusantara. Terjadinya perang diberbagai wilayah membuat gedung stadhuis ini hanya dijadikan sebagai penyimpanan senjata atau tidak digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini menyebabkan berkurangnya aktivitas yang dilakukan didalam gedung ini, kecuali orang-orang tertentu yang diizinkan Jepang untuk bisa masuk ke dalam gedung ini.
Setelah masa pendudukan Jepang berakhir, pada tahun 1952 stadhuis digunakan sebagai Markas Komando Militer Kota (KMK) I yang menjadi KODIM 0503 Jakarta Barat, hingga pada tahun 1961 stadhuis difungsikan sebagai Museum Jakarta Lama yang berada dibawah binaan 5 Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI). (Ariani, 2015) Pada 17 September 1962, lembaga ini diserahkan kepada Departemen Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan RI, dan pada 23 Juni 1968 gedung ini diserahkan kepada Pemerintah DKI Jakarta. (Munandar et al., 2011) Penyerahan gedung Museum Jakarta Lama membuat Gubernur Ali Sadikin berencana untuk memugar bangunan bersejarah tersebut, dan mengimbangi pembangunan yang sedang berlangsung di Jakarta.
Pada sejarah Museum Sejarah Jakarta berdasarkan pembentukannya hingga bisa kita kunjungi sampai sekarang ini, menyimpan sisa penjajahan di dalamnya. Terbentuk menjadi dua lantai dengan ruang bawah tanah ini, berisikan banyak peninggalan bersejarah yaitu :
Lantai bawah : Berisikan peninggalan VOC seperti patung, keramik-keramik barang kerajinan seperti prasasti, gerabah, dan penemuan batuan yang ditemukan para arkeolog. Terdapat pula peninggalan kerajinan asli Betawi (Batavia) seperti dapur khas Betawi tempo dulu.
Lantai dua : Terdapat perabotan peninggalan para bangsa Belanda mulai dari tempat tidur dan lukisan-lukisan, lengkap dengan jendela besar yang menghadap alun-alun. Konon, jendela besar inilah yang digunakan untuk melihat hukuman mati para tahanan yang dilakukan di tengah alun-alun.
Ruang bawah tanah : Yang tidak kalah penting pada bangunan ini adalah, penjara bawah tanah para tahanan yang melawan pemerintahan Belanda. Terdiri dari 5 ruangan sempit dan pengap dengan bandul besi, sebagai belenggu kaki para tahanan.
5. Upaya Konservasi Museum
Untuk meningkatkan kinerja dan penampilannya, Museum Sejarah Jakarta sejak tahun 1999 bertekad menjadikan museum ini bukan sekedar tempat untuk merawat, memamerkan benda yang berasal dari periode Batavia, tetapi juga harus bisa menjadi tempat bagi semua orang baik bangsa Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa bahkan bagi penyandang cacat untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat dinikmati sebagai tempat rekreasi.
Saat ini, bangunan bersejarah Museum Sejarah Jakarta atau yang lebih dikenal dengan Museum Fatahillah yang mendapat perhatian lebih. Perhatian lebih ini diwujudkan dengan melakukan renovasi dan konservasi terhadap museum yang terletak di Jakarta Barat ini. Tahap konservasi dan renovasi sudah berjalan sejak tanggal 14 Oktober 2014 lalu, dan untuk sementara ditutup bagi pengunjung.
Kegiatan Konservasi yang harus dilakukan adalah kegiatan yang sama dengan kegiatan yang sudah dilakukan oleh pemerintah. Misalnya dengan cara menggunakan cat anti rayap agar benda-benda yang terbuat dari kayu tidak lapuk dan dimakan rayap. Dan juga pemerintah yang selaku pemilik bangunan harus lebih memperhatikan bangunan bukan hanya melakukan konservasi di luar bangunan tetapi di dalam juga. Mengadakan sosialisasi terhadap pedagang-pedagang kaki lima yang memakai lapak disana untuk berjualan agar membersihkan sampah-sampah yang ditimbulkan dari usahanya. Dan juga sosialisasi dengan masyarakat dengan maksud melarang masyarakat untuk buang air kecil sembarangan di pinggir bangunan, dilarang mencoret dinding bangunan, dan dilarang untuk membuang sampah di areal bangunan. Pemerintah juga harus mengadakan tempat sampah yang ekstra.
Metode
Dalam penelitian ini, kami menggunakan metode kualitatif dengan melakukan wawancara dengan petugas museum, pengunjung, dan pembaca menggunakan jurnal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang persepsi dan pengalaman pengunjung Museum Sejarah Jakarta. Selain itu, penelitian ini juga menganalisis literatur yang relevan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang sejarah dan pengelolaan museum. Dalam penelitian ini, metode pertama yang digunakan untuk mengumpulkan data langsung adalah wawancara dengan humas dan pengunjung museum. Kami membuat panduan wawancara dengan pertanyaan terbuka untuk mewakili responden dari kedua pihak. Tata cara yang kedua melibatkan meninjau literatur ilmiah yang relevan dengan topik penelitian. Kami menggunakan metode ini untuk memahami teori, teknik, dan hasil penelitian sebelumnya dengan membaca artikel jurnal.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Kami memulai wawancara dengan bertanya tentang apa tujuan dari pengunjung mendatangi Museum Sejarah Jakarta ini dan apa yang membuat mereka tertarik untuk mengunjungi museum, kami mendapatkan beberapa alasan yaitu :
Mengetahui lebih lanjut tentang sejarah Jakarta
Alasan utama pengunjung tertuju kepada mereka ingin lebih tahu sejarah Jakarta dan bukti bangunan sejarah yang masih ada hingga sekarang.
“vibes museum ini enak, masih menggunakan batako zaman dulu, jadi lebih berasa kesan antiknya. Museum ini juga lengkap banget dari segi sejarahnya”
Setelah itu, terdapat juga pendapat dari pasangan remaja yang menyatakan bahwa,
“tujuan pertamanya sih untuk healing, dan yang kedua ingin mengetahui bagaimana Jakarta tempo dulu pada saat penjajahan”
Dari kutipan-kutipan pendapat tersebut, bisa disimpulkan kalau bahwa Museum sering menjadi sumber informasi tentang sejarah, budaya, dan seni, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk belajar tentang masa lalu dan warisan budaya.
Study tour
Mengutip dari salah satu siswi SMK yang mengatakan bahwa,
“alasan utamanya sih jalan-jalan aja, dan kebetulan ini tugas dari sekolah kami untuk ikut study tour ke kota tua”
Bisa disimpulkan bahwa study tour yang diselenggarakan oleh pihak sekolah bisa menambah potensi untuk museum untuk dikunjungi.
Kritik saran Museum Sejarah Jakarta
Dari beberapa wawancara yang telah kami lakukan, rata-rata dari mereka memberikan kesan dan pesan yang mendukung serta masukan yang hampir sama, yaitu dalam aspek sarana prasarana nya, berikut jabarannya :
Dari segi sarana prasarana, pengunjung pertama, Mas Airlangga, mengatakan
“Kalau dari saya, mungkin dari AC nya yang kurang dingin dan mungkin tidak menyala sama sekali di beberapa spot”,
lalu dari pendapat siswi SMK Bhakti Pertiwi juga berkata bahwa,
“kalau menurut kami, dari pendingin nya sih kak yang mati jadinya panas di dalem gedung nya”
dan menurut mas Faiz juga demikian,
“kalu dari saya sih, AC nya sih yang kurang, jadi nya saya merasa kurang nyaman waktu menjelajah di dalam gedung nya”.
Penjelasan Staff Pelayanan Museum
Setelah kami bertanya kepada ibu Istiqomah Armitawati, atau biasa dipanggil Ibu Nita, selaku Kepala Staff pelayanan Museum Sejarah jakarta, memberikan penjelasan kenapa sarana prasarana nya belum terlalu di maksimalkan, beliau berkata bahwa:
“Jadi alasan kenapa kami belum memaksimalkan sarana prasarana dan pembangunan menyeluruh di gedung Museum Sejarah Jakarta ini itu karena memang kami ingin mempertahankan bentuk lama dari museum nya ini sendiri, supaya vibes antik nya itu masih terasa walaupun sudah ada percampuran nya dari teknologi zaman sekarang”.
Selain dari masalah pendingin ruangan, kami juga sempat menyadari bahwa koleksi yang berada di Museum Sejarah Jakarta kebanyakan hanyalah replika, sementara yang aslinya berada di Museum Nasional. Mungkin itu alasan lainnya kenapa para pengunjung Kota Tua kurang tertarik untuk mengunjungi dan mengeksplor Museum Sejarah Jakarta lebih jauh.
Seperti pendapat yang dikutip dari Mas Airlangga yang mengatakan bahwa,
“Barang yang ditunjukkin kebanyakan replika, jadi menurut saya kurang bagus”.
Pendapat ini oposisi dari penjelasan ibu Nita yang menyatakan bahwa,
“Koleksi museum memang diganti dengan replika, dengan alasan agar lebih terjaga keasliannya dan barang lebih aman”.
Setelah mengutip dari pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa penggunaan barang replika penting untuk menjaga keaslian barang yang menjadi saksi dari sejarah Kota Jakarta di masa lalu.
Kesan positif Museum Sejarah Jakarta
Kemudian yang kedua, kesan dan pesan apakah Museum Sejarah Jakarta ini berhasil dalam meningkatkan rasa nasionalisme mereka dan berhasil dalam menambah pengetahuan mereka tentang sejarah Kota Jakarta. Berikut jabaran pendapat mereka :
Mas Airlangga berkata,
“Kalau dari sejarah tentang Kota Jakarta yang di jabarkan di museum nya ini, menurut saya udah cukup lengkap sih ya, terus juga penjelasan yang di berikan oleh guide nya juga sudah lengkap, bagus sih overall”.
Mas Faiz juga berpendapat,
“Bagus sih dari penjelasan yang tertera di relik nya, penjelasan dari guide nya juga lengkap”.
Para siswi SMK Bhakti Pertiwi juga menambahkan,
“Kalo dari sejarah yang disajikan sih udah lengkap ya kak, menarik juga cara guide nya menyampaikan penjelasan tentang masing-masing benda sejarah yang ada”.
dapat disimpulkan dengan adanya faktor koleksi museum yang kaya dan beragam tentang sejarah Jakarta, mulai dari zaman prasejarah, masa kolonial Belanda, hingga masa kemerdekaan Indonesia. Pengunjung akan mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang evolusi kota Jakarta.
Serta tidak ketinggalan tur pemandu yang sangat informatif dengan menjelaskan museum secara menyeluruh yang membantu pengunjung untuk memahami konteks historis berbagai koleksi museum.
Pembahasan
Jika dilihat dari hasil penelitian yang kami dapatkan yang berupa kritik, saran dan masukkan dari pengunjung serta pendapat yang diberikan oleh Staff pelayanan museum. Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi kurangnya pengembangan potensi Museum Sejarah jakarta. Salah satu permasalahan utama yang ditemukan adalah permasalahan terkait dengan fasilitas yang kurang memadai. Bangunan museum yang kurang terawat bisa mengurangi daya tarik pengunjung. Kerusakan fisik dan kebersihan yang tidak terjaga membuat pengalaman berkunjung kurang nyaman. Seperti beberapa kutipan yang menyebutkan bahwa kurangnya pendingin ruangan, lantai ruangan yang bunyi ketika diinjak, serta kondisi bangunan museum yang semakin tidak terawat karena tidak adanya restorasi dari pihak museum itu sendiri. Namun, setelah mendengar penjelasan kepada salah satu staff pelayanan museum. adanya restorasi serta penambahan fasilitas bisa merubah keaslian dari museum ini, agar suasana “antik” nya masih terasa walaupun sudah ada percampuran nya dari teknologi zaman sekarang.
Disamping masih kurangnya potensi Museum Sejarah Jakarta, terdapat kesan positif yang banyak dirasakan oleh pengunjung museum. Pengunjung museum yang rata-rata Generasi Z ini banyak dari mereka yang ingin mengetahui lebih dalam tentang sejarah Kota Jakarta pada zaman dulu, yang akhirnya membuat mereka memilih museum ini sebagai wadah penambah edukasi sekaligus wisata disaat hari libur. Walaupun beberapa dari mereka mengunjungi museum hanya untuk bersenang-senang dan ada juga yang melaksanakan tugas study tour sekolah, bisa dikatakan bahwa potensi museum bertambah dengan adanya kemauan para remaja masa kini yang ingin mengetahui dan menambah wawasan sejarah mereka.
Penutup/Simpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari penelitian yang telah kami lakukan di Museum Sejarah Jakarta yaitu bahwa Generasi Z seperti kami yang datang ke Museum Sejarah Jakarta kebanyakan hanya untuk bersenang-senang saja dengan pasangan ataupun hanya sekedar melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru/dosen mereka, masih sangat minim Generasi Z yang datang ke Museum Sejarah Jakarta yang tujuan utamanya memang untuk mengetahui sejarah Jakarta. Selain itu, ada beberapa faktor yang menyebabkan kenapa mereka enggan untuk masuk dan menetap dalam jangka waktu yang lama di dalam bangunan Museum Sejarah Jakarta. Alasan nya adalah dikarenakan suhu udaranya yang panas di dalam bangunan Museum yang disebabkan oleh pendingin udara yang tidak berfungsi dan jumlah nya yang sedikit di dalam bangunan museum. Setelah kami tanyakan kepada pengurus bangunan Museumnya, alasan kenapa masih sedikit pendingin udara yang tersedia di dalam bangunan Museum dan kenapa ada yang tidak berfungsi adalah karena mereka, pihak museum, tidak ingin mengubah struktur utama gedung museum yang masih bernuansa antik dengan bahan kayu jati nya yang masih asri.
Referensi
Gultom, Anisa. (2014). Museum Nasional Menuju Zona Kontak Budaya. Warta Museum, Vol. IX, p.01
Jamieson, Walter. (1998) Cultural Heritage Tourism Planning and Development: Defining the Field and Its Challenges. APT Bulletin. Vol. 29, No. 3/4. p. 65-67
Schorch, Phillip. (2013) Contact Zones, Third Spaces, and the Act of Interpretation. Museum and society, 11(1). p.68-81
Rasa, A. (2020). Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya. Bangga file:///D:/0919_js/js/Monumen Surabaya. Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember Surabaya dfus tokoh.html.
Sudarso Aldi. (2016). Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Landmark Museum Sepuluh Nopember Tugu Pahlawan Surabaya. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI