Padahal kita tidak tahu bagaimana proses spiritual orang itu. Bisa jadi ia sedang belajar, sedang mencari jawaban, atau bahkan pernah dikecewakan oleh sesuatu yang membuatnya menjauh sejenak. Tapi karena dia "tidak sama" dengan kita, maka kita dengan mudah memosisikannya sebagai yang salah.
Kita terlalu sering memaksakan ukuran kebenaran dari sudut kita sendiri, seolah apa yang kita yakini adalah satu-satunya jalan yang sah. Padahal setiap manusia punya jalur pencarian yang tidak selalu bisa dipahami dalam waktu singkat. Dan lebih penting lagi, tidak semua hal harus dihakimi dari tampilan luar.
Menjadi manusia itu berarti punya kemampuan berpikir luas, memahami bahwa tidak semua hal bisa dikotak-kotakkan secara hitam putih. Tapi ketika kita mulai memberi label hanya dari sedikit informasi, di situlah kita kehilangan akal sehat dan empati.
Menahan Diri Adalah Wujud Kedewasaan
Dalam hidup, sering kali diam lebih bijak daripada berbicara. Bukan berarti kita tidak peduli, tapi karena kita sadar bahwa tidak semua hal pantas untuk dikomentari, apalagi dihakimi.
Menahan diri untuk tidak mengomentari hidup orang lain bukan kelemahan, tapi justru tanda bahwa kita mulai dewasa. Kita belajar bahwa empati bukan tentang memahami semua orang secara detail, tapi cukup dengan menyadari: "Saya tidak tahu seluruh cerita hidupnya, jadi saya tidak akan menghakimi."
Karena pada akhirnya, hidup setiap orang itu rumit. Di balik senyuman seseorang bisa tersimpan penderitaan yang ia sembunyikan. Di balik keputusannya yang tampak "tidak masuk akal" bisa saja ada pertimbangan matang yang tidak kita mengerti.
Jadi sebelum kita memberi cap, sebelum kita merasa paling tahu dan paling benar, lebih baik kita bertanya pada diri sendiri:
"Apa aku benar-benar tahu apa yang dia alami?"
Jika jawabannya tidak, maka tugas kita bukan menilai---melainkan menahan diri....
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI