Mohon tunggu...
Yasintus Ariman
Yasintus Ariman Mohon Tunggu... Guru - Guru yang selalu ingin berbagi

Aktif di dua Blog Pribadi: gurukatolik.my.id dan recehan.my.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jiwa Tersangkar (3)

14 Mei 2019   13:11 Diperbarui: 14 Mei 2019   13:35 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perempuan juru masak itu datang dan melakukan aktivitasnya seperti biasa di dapur. Terbersit dalam pikirannya kalau Misel sedang mengintipnya dari balik jendela. Perempuan itu pun diam-diam menceknya. Dan ternyata benar. Misel sedang asyik dalam kesendiriannya. Melihat hal itu, muncul perasaan kasihan dalam dirinya:

"Misel, Misel. Engkau masih belum mengerti juga perkataanku kemarin. Engkau masih terjebak dalam perilaku yang sama. Aku kasihan padamu. Tapi aku tak berdaya. Aku tak mungkin melakukan hal seperti yang kau inginkan dan hal itu memang tidak sepatutnya aku lakukan."

Melihat tubuh Misel yang tampan, gaga perkasa, muncul keinginan perempuan itu untuk memuaskan hasrat seksual Misel. Namun hal itu urung ia lakukan. Ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya bahwa Misel adalah pribadi yang dipersiapkan secara khusus untuk menjadi hamba Ilahi.

Dan, entah roh apa yang mendorong perempuan juru masak itu. Tiba-tiba mengambil sepotong balok. Perlahan-lahan ia berjalan mendekati Misel. Kali ini, ia tidak menyergapnya dengan suara lembutnya tetapi dengan sebatang balok yang ia tabuhkan dengan sekuat tenaga ke punggung Misel.

"Braaakkk! Mampus kau lelaki bermata mesum. Aku ingin menghentikan perilaku anehmu dengan balok yang digunakan sebagai alas untuk mencincang  daging babi kesukaan kalian semua di rumah karantina ini."

Misel jatuh tersungkur. Pada saat yang sama bunyi lonceng di menara Kapela berdentang:

"Teng...teng...teng..."

 Semua penghuni rumah karantina bergegas bangun dari tempat tidurnya masing-masing. Perempuan juru masak itu kembali melakukan aktivitasnya seakan tak terjadi apa-apa. Misel masih terkapar tak sadarkan diri. Dari dapur terdengar teriakan:

"Toloooonng, tolooooonng, tolooonng..."

Teman-teman Misel bergegas menuju dapur, mencari tahu apa yang sedang terjadi. Mereka melihat Misel sedang tak sadarkan diri. Teman-temannya beramai-ramai mengangkat Misel dan membawanya ke klinik terdekat. Selanjutnya, mereka membiarkan perawat menanganinya.

Setelah memukul Misel, perempuan juru masak itu menjadi tegar, bersemangat dan penuh kemenangan. Ia merasa bahwa ia sudah berhasil mengalahkan kesombongan laki-laki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun