Mohon tunggu...
Yashifa Awaliyah
Yashifa Awaliyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta

Saya adalah seorang mahasiswa prodi Pendidikan Sosiologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemikiran Sigmund Freud: Psikoanalisa

23 November 2022   11:45 Diperbarui: 23 November 2022   11:49 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sigmund Freud (sumber : IDNTimes.com)

Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg dan wafat pada tanggal 23 September 1939 di London. Selama hidupnya, Freud belajar dengan Jean Charcoat dan Joseph Breuer mengenai metode hipnotis dan histeria. Pemikiran-pemikiran Freud pada dasarnya itu berbasis pada analisis. Yang mana dari pemikirannya itu, Freud merumuskan tentang psikoanalisa. Kemudian, perlu diketahui bahwa psikoanalisa merupakan pengetahuan psikologi yang berfokus pada faktor-faktor psikis yang menentukan perilaku manusia.

Psikoanalisa Freud

Pada dasarnya dalam menjalankan kehidupan, setiap manusia itu mempunyai tujuannya untuk hidup. Terdapat tiga tujuan hidup manusia yaitu mendapatkan kenikmatan, mengejar kesempurnaan, dan menghindarkan diri dari ketidaknikmatan. Selain itu, dalam psikoanalisa Freud juga mengungkapkan bahwa terdapat tiga tingkat kesadaran pada manusia, yaitu :

  • Tidak sadar (unconscious), sesuatu yang dibawa sejak lahir dan biasanya berisi pengalaman traumatik shingga yang diciptakan nanti berupa mimpi atau mengigau saat tidur.
  • Pra sadar (preconscious), sesuatu yang awalnya disadari namun lama-kelamaan tidak lagi dicermati, seperti latah, melamun, salah ucap.
  • Sadar (conscious), sesuatu yang disadari, seperti perasaan, pikiran, dan persepsi.

Kemudian dalam psikoanalis juga disebutkan bahwa kepribadian manusia itu tersusun dari tiga struktur kepribadian yaitu id (Das Es), ego (Das Ich), dan super ego (Das Ueber Ich).

  • Id (aspek biologi), bekerja bersandarkan pada prinsip kenikmatan dan semua persoalan yan ada dalam diri kita, seperti lapar (membayangkan makanan).
  • Ego (aspek psikologis), bekerja bersandarkan pada prinsip realitas atau dapat dikatakan hawa nafsu.
  • Super ego (aspek sosial), bekerja bersandarkan pada prinsip ideal yang berguna sebagai alat pengendalian diri dari ego.

Tidak sadar, pra sadar, sadar, id, ego, dan super ego sesungguhnya dapat bekerja dengan baik dikarenakan adanya energi psikis yang bersumber dari fisiologis. Kemudian energi psikis tersebut disimpan ke dalam insting-insting. Menurut Freud terdapat dua jenis insting pada diri manusia, yaitu :

  • Insting Hidup (eros), sebuah insting untuk bertahan hidup dan reproduksi. Adapun energi yang digunakan insting ini adalah libido. Selain itu, dengan insting ini juga dapat dikatakan sebagai homo homini socius.
  • Insting Mati (thanatos), sebuah insting yang sifat destruktif Adapun energi yang digunakan insting ini adalah agresi. Selain itu, dengan insting ini juga dapat dikatakan sebagai homo homini lupus.

Mekanisme Pertahanan

Mekanisme pertahanan ditujukan guna melindungi manusia dari kecemasan yang terlalu over. Dalam psikoanalisa ini, terdapat tiga tipe kecemasan yaitu kecemasan realistik (rasa cemas akan bahaya nyata yang ada di dunia luar), kecemasan moral (rasa cemas karena melanggar standar nilai), dan kecemasan neurotik (rasa cemas akan hukuman yang akan diterimanya yang berasal dari unsur yang berkuasa darinya).

Kemudian, Freud mengungkapkan terdapat 9 mekanisme pertahanan yang individu lakukan, antara lain :

  • Represi (menahan segala bentuk yang bisa menciptakan kecemasan keluar dari kesadaran)
  • Pembentukan reaksi (sebuah tindakan defensif yang mengganti perasaan yang menciptakan kecemasan)
  • Proyeksi (mengubah kecemasan moral atau neurotic menjadi kecemasan realistik)
  • Kompensasi (berusaha menutupi/menghilangkan rasa rendah diri)
  • Regresi (menghindari ancaman/kegagalan terhadap ego)
  • Sublimasi (dorongan/implus yang tidak dibetulkan oleh super ego, tetapi tetap dilakukan dalam konteks yang lebih tetap dengan tuntutan)
  • Supresi (menahan sesuatu yang dianggap membahayakan ego ke dalam ketidaksadaran)
  • Rasionalisasi (dorongan/implus yang sesungguhnya dilarang oleh superego, tetapi dicarikan pembenarannya sehingga tindakan tersebut seperti bisa dibetulkan)
  • Pemindahan reaksi (melampiaskan perasaan kepada orang ketiga)

Perkembangan Kepribadian (Seksualitas)

  • Fase oral (usia 0-3 tahun), dimana sudah terbentuk insting seksualnya (menyesap asi dengan mulutnya)
  • Fase anal (usia 1-3 tahun), semua bentuk penguasaan dan control diri bermula dari fase ini
  • Fase falis/ phallic (usia 6-7 tahun), kepuasaan seksnya terletak pada alat kelaminnya tapi berbeda dengan kepuasan seks pada orang dewasa
  • Fase latent (usia 7-8 tahun sampai 12-13 tahun), berkembangnya kemampuan sublimasi yaitu mengganti kepuasan libido dengan kepuasan nonseksual
  • Fase genital (usia 12-dewasa), pertumbuhan sebagai ciri-ciri seksual sekunder (rambut, suara, bentuk fisik)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun