Cak Lontong:
"Wah, berarti kalau diterapkan dengan benar, RPA bukan pengganti manusia, tapi alat bantu!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tepat sekali! RPA tidak selalu menggantikan pekerja, tapi justru membantu mereka bekerja lebih efisien!"
Round 3: Bagaimana Karyawan Bisa Beradaptasi dengan RPA?
Cak Lontong:
"Oke, sekarang pertanyaan penting: Kalau pekerjaan saya rentan tergantikan oleh RPA, apa yang harus saya lakukan?"
Prof. Mathias Weske:
"Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah meningkatkan keterampilan! Jangan hanya fokus pada pekerjaan yang repetitif, tapi pelajari keterampilan baru seperti analisis data, manajemen proses, atau layanan pelanggan!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Betul! Karyawan yang bisa bekerja sama dengan RPA justru akan lebih dihargai oleh perusahaan!"
Cak Lontong:
"Wah, jadi RPA bukan alasan buat panik, tapi justru kesempatan untuk naik level?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat! Mereka yang bisa mengelola atau bekerja dengan RPA akan menjadi aset berharga bagi perusahaan!"
Cak Lontong:
"Jadi solusinya bukan takut, tapi belajar cara kerja bareng robot?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Benar sekali! Masa depan bukan manusia melawan robot, tapi manusia yang bekerja sama dengan robot!"
Kesimpulan Segmen 2: RPA Tidak Selalu Menggantikan Pekerjaan!
Cak Lontong:
"Oke, dari segmen ini kita bisa simpulkan:
RPA menggantikan tugas yang bersifat repetitif, tapi tidak selalu menggantikan pekerja manusia sepenuhnya.
Perusahaan seperti Siemens dan DHL menggunakan RPA untuk meningkatkan efisiensi tanpa harus melakukan PHK massal.
Pekerja yang ingin bertahan di era RPA harus meningkatkan keterampilan dan belajar bekerja sama dengan teknologi!
RPA bukan ancaman, tapi alat yang bisa membuat manusia bekerja lebih efektif!"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Setuju! Karyawan yang bisa beradaptasi dengan teknologi akan lebih sukses di masa depan!"