Prof. Mathias Weske:
"Tepat! Misalnya, bank yang dulu mempekerjakan banyak staf untuk memverifikasi dokumen pinjaman, sekarang bisa menggunakan RPA untuk melakukannya dalam hitungan detik!"
Cak Lontong:
"Oke, sekarang kita beralih ke Profesor Hajo! Kalau RPA menggantikan pekerjaan manusia, apakah ini ancaman?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Tidak selalu! RPA memang bisa mengurangi kebutuhan tenaga kerja di beberapa bidang, tapi juga menciptakan peluang baru."
Cak Lontong:
"Wah, maksudnya bagaimana? Bukannya kalau pekerjaan manusia diambil robot, ya selesai?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Begini, Cak. Dengan RPA mengambil alih tugas-tugas repetitif, pekerja manusia bisa dialihkan ke pekerjaan yang lebih bernilai tambah, seperti inovasi, strategi, dan pelayanan pelanggan!"
Cak Lontong:
"Jadi pekerja yang dulu sibuk dengan administrasi sekarang bisa lebih fokus ke hal-hal yang lebih kreatif?"
Prof. Mathias Weske:
"Tepat! Banyak perusahaan yang justru menggunakan RPA untuk meningkatkan produktivitas karyawan, bukan menggantikan mereka!"
Round 2: Contoh Perusahaan yang Sukses dengan RPA (Tanpa PHK Massal!)
Cak Lontong:
"Oke, sekarang kita bahas contoh nyata! Ada nggak perusahaan yang berhasil menerapkan RPA tanpa harus mengurangi banyak pekerja?"
Prof. Hajo A. Reijers:
"Contoh bagus adalah Siemens! Mereka menggunakan RPA untuk mengotomatisasi pemrosesan dokumen, tapi karyawan mereka tetap dibutuhkan untuk menangani tugas yang lebih kompleks!"
Cak Lontong:
"Jadi bukan dipecat, tapi pekerjanya dialihkan ke tugas yang lebih strategis?"
Prof. Mathias Weske:
"Betul! Contoh lain adalah DHL, perusahaan logistik. Mereka menggunakan RPA untuk menangani pelacakan paket otomatis, tapi tetap membutuhkan manusia untuk layanan pelanggan dan manajemen operasional!"