Mohon tunggu...
Yanto Lengo
Yanto Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Rohaniwan Katolik

人生は素晴らしい

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bebas dari Belenggu Permusuhan

26 Maret 2024   21:40 Diperbarui: 26 Maret 2024   21:50 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock


Yesus memberikan contoh mencintai sesama tanpa syarat dengan rela wafat di kayu salib. Ini adalah cinta Yesus yang membebaskan. Teladan yang ditunjukkan Yesus hendaknya membuat kita mampu mencintai satu sama lain. Yesus memanggil kita tidak hanya untuk saling mengasihi sesama tetapi lebih dari itu Dia membebaskan kita untuk menerima cinta dan mencintai Dia. Pembebasan melalui Kristus memungkinkan kita melihat semua ciptaan sebagai karunia Allah. Kemudian, dalam prespektif ini kita menemukan hubungan cinta yang tulus dalam solidaritas keselamatan Yesus Kristus sebagaimana dikatakan oleh rasul Paulus, "baik Paulus, Apolos maupun Kefas, baik dunia, hidup maupun mati, baik waktu sekarang, maupun waktu yang akan datang. Semuanya kamu punya. Tetapi kamu adalah milik Kristus dan Kristus adalah milik Allah (1 Kor 3:22-23).
Perjanjian Lama terpenuhi dalam Yesus Kristus, yakni Allah akan memberikan kepada kita suatu Perjanjian Baru dan Hukum Baru, hukum yang tertulis dalam hati kita yang terdalam (bdk, Yer 31:31-38). Oleh Roh Kristus orang percaya dan memahami bahwa perintah untuk saling mengasihi telah mengikat dan membebaskan kita sejak awal tetapi di dalam Kristus kasih diterapkan secara baru, "Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu" (Yoh 15:12). Sabda Yesus ini akan dialami sebagai pembebasan sejauh kita melihat tidak lagi sebagai sebuah perintah tetapi sebagai hadiah yang membebaskan kita satu sama lain dalam komunitas perjanjian eskatologis.
Dalam hal ini, Hring melihat masalah hak asasi manusia dan kebebasan manusia secara berbeda. Menurutnya, sebagai orang yang beriman kepada Kristus mengerti "hak" sebagai apa yang baik untuk sesama. Hal yang sama juga berlaku pada hukum. Ia memahami bahwa tidak ada kebebasan tanpa hukum dalam masyarakat. Hukum dalam masyarakat diberlakukan sejauh memberikan kebaikan bagi masyarakatnya. Lebih dari itu jika orang datang untuk memahami satu karunia besar Kristus dan hukum cinta,  maka mereka dapat melihat semua hukum, hak dan kebebasan dalam prespektif yang benar-benar Kristen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun