Di penghujung senja ini kuberkisah
tentang kain tenununan tangan "Tau Humba"
teduh bagaikan langit Sumba di kala senja
merah, hitam, putih dan coklat
menambah pesona senja Sumba
Ratusan dan bahkan ribuan Pahikungmu
terajut dari lolokamba terindah,
Motif kuda, ayam, buaya, burung kaka tua,
mamuli, alam Sumba hingga manusia
memuat makna tersirat di balik kain tenun Sumba
Pada lembaran kombu pahikung padua
Umbu dan Rambu menemukan petuah bijak
"ambu kurna laku dalung, ambu kambouku lindi pinung"
jangan seperti udang yang berjalan mundur
jangan pula seperti gabus yang melayang di atas air.
Kini, di tanah "Matawai Amahu Pada Njara Hamu"
"hinggi" dan "lau" tak sanggup lagi terhitung dalam ejaan angka
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!