Mohon tunggu...
Budiyanti
Budiyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang pensiunan guru di Kabupaten Semarang yang gemar menulis dan traveling. Menulis menjadikan hidup lebih bermakna.

Seorang pensiunan guru dan pegiat literasi di Kabupaten Semarang.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Si Hitam Manis Pemikat Hati

29 Maret 2019   23:56 Diperbarui: 30 Maret 2019   00:03 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Koleksi pribadi
Foto : Koleksi pribadi
Suasana sore itu masih cukup ramai. Sayang hari itu kereta api uap yang biasanya beroperasi untuk mengangkut penumpang sudah tidak aktif, mungkin sudah sore. Biasanya ada untuk jurusan ke Tuntang dengan memesan karcis secara online terlebih dulu dengan harga lima puluh ribu. Asyik lho naik kereta lori ini. Kita bisa melihat pemandangan indah, juga akan tampak gunung Merbabu,  Rawa Pening yang terkenal dengan legenda Baru Klintingnya.

Foto : Koleksi pribadi
Foto : Koleksi pribadi

Akhirnya kami melihat- lihat lokomotif kuno yang dipajang di sekitar area. Beberapa berjajar berdiri kokoh di tengah-tengah area wisata. Gerbong kayu pun bisa kita naiki untuk sekadar ambil gambar. Bagaimana sejarah singkat museum KA Ambarawa?

Berdasarkan beberapa referensi, Kota Ambarawa merupakan salah satu kota yang tergolong dalam fase 1 pembangunan jalur kereta api oleh Nederlands Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan lebar rel sebesar 1.435 mm. 

Bangunan awal Stasiun Ambarawa berbahan kayu hingga pada tahun 1907 mengalami renovasi bangunan yang berbahan beton.  Setelah Indonesia merdeka stasiun Ambarawa ini melakukan perjalanan kereta api yang menghubungkan Ambarawa -- Secang -- Magelang, Ambarawa -- Parakan -- Temanggung, Ambarawa - Kedung Jati - Semarang. Hingga akhirnya rute perjalanan kereta api tersebut ditutup.

Setelah Jalur perjalanan kereta api ditutup, pada 8 April 1976 Gubenur Jawa Tengah Supardjo Rustam bersama dengan Kepala PJKA Ekploitasi (saat ini Daerah Operasi) Soeharso memutuskan untuk membuat Stasiun Ambarawa menjadi Museum Kereta api dengan mengumpulkan 21 lokomotif yang pernah andil dalam pertempuran.

PT. Kereta Api Indonesia pada Tahun 2012 melakukan revitalisasi berupa renovasi bangunan dan penataan koleksi di Museum Ambarawa, Stasiun Tuntang, Stasiun Jambu, serta Stasiun Bedono yang kemudian berganti nama menjadi Indonesian Railway Museum.

Nama baru ini adalah salah satu wujud semangat perubahan Museum Kereta Api Indonesia dengan melakukan penyempurnaan fasilitas dan penataan koleksi  agar lebih menarik.

Pada Oktober 2014 Museum Kereta Api dibuka dan penataan museum tahap 1 selesai. Keindahan museum ini terpancar dari arsitektur bangunan yang khas dan koleksi lokomotif uap serta diesel dan koleksi benda terkait dengan operasional kereta api. Selain melihat kereta api dan sejarahnya pengunjung museum juga akan dapat melihat pemandangan pegunungan yang memukau. Kita akan  berada  di Indonesia Railway Museum.

Foto : Koleksi pribadi
Foto : Koleksi pribadi

Sayangnya di objek wisata ini tidak ada tempat khusus untuk bisa membeli cendera mata seperti dulu. Dulu ada rumah khusus yang berada di sebelah selatan. Saat ini bila ingin membeli cendera mata, kita bisa membeli di penjual yang  ada di luar area dengan pembatas  kawat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun