Mohon tunggu...
Yanpatar Pandiangan
Yanpatar Pandiangan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Penikmat kopi

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kilaunya Industri Kelapa Sawit

25 Agustus 2022   18:24 Diperbarui: 25 Agustus 2022   18:37 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekosistem, degradasi lahan, konflik kepemilikan lahan, pemanasan global menjadi bukti nyata bahwa industri kelapa sawit yang tidak berkelanjutan memiliki banyak sekali dampak buruk.

DAMPAK POSITIF PERKEBUNAN KELAPA SAWIT

Memandang industri kelapa sawit tidak bisa hanya melihat dari sisi negatifnya saja. Melainkan melihat dari sisi positif yang tentunya jika dibandingkan dengan sisi negatifnya maka kelapa sawit sangat layak dan harus di budidayakan. Manfaat yang terkandung di dalam kelapa sawit sampai saat ini masih menjadi yang terbaik dalam industri yang sama.

Jika dibandingkan dengan industi minyak bunga matahari dan juga industri minyak kedelai maka kelapa sawit akan jauh lebih unggul. Menurut beberapa penelitian bahwa jika dilakukan perbandingan Satu hektar lahan kelapa sawit maka akan dapat menghasilkan 4,17 ton buah (Janjangan) kelapa sawit per tahun.

Sedangkan untuk luas lahan yang sama, bunga matahari hanya akan mampu menghasilkan 0,56 ton minyak bunga matahari, tanaman kedelai hanya akan mampu menghasilkan 0,39 ton minyak kedelai dan kacang tanah hanya akan mampu menghasilkan 0,16 ton minyak kacang tanah.  

Industri perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu industri penyerap tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Menurut data yang diambil dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan bahwa serapan tenaga kerja di sektor industri kelapa sawit mencapai 16,2 juta pekerja yang terdiri dari 4,2 tenaga kerja langsung dan 12 juta tenaga kerja tidak langsung (www.idxchannel.com).

Dari sektor ekonomi, industri kelapa sawit juga menjadi salah satu sektor pendapatan devisa terbesar dari sektor Non-Migas Indonesia. Direktur Utama BPDPKS Eddy Abdurrachman pada konferensi pers di Jakarta, Selasa (28/12/2021) menyatakan rata-rata nilai ekspor 2015-2020 per tahun sebesar USD20,67 miliar, atau rata-rata 13,8% per tahun dari total ekspor non migas.

Sedangkan kontribusi sawit dalam bentuk penerimaan pajak bisa mencapai Rp20 triliun per tahun. Angka ini tentunya sangat besar jika dibandingkan dengan sektor non-Migas lainnya. Selain itu peningkatan pendapatan daerah, masyarakat dan juga mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia membuat industri kelapa sawit menjadi sektor potensial untuk menjadikan indonesia emas pada tahun 2045.

SOLUSI PENYELESAIAN KONFLIK

Industri kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi salah satu junci untuk tetap menjaga eksistensi industri kelapa sawit dari banyaknya kampanye hitam (Black Campaign). Banyak aktivis dan juga peneliti hanya memandang dari sudut pandang sisi negatif sehingga mereka mengabaikan dampak positifnya.

Jika dilihat dari sudut pandang objektif maka industri perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan harus di kembangkan dan juga di tingkatkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun