Temuan adanya Vaksin Palsu yang ternyata sudah beredar cukup lama, masih diselidiki rantai peredarannya. Berbagai isue plus bumbunya, beredar luas di media sosial. Orang tua anak Balita khususnya semakin khawatir akan kondisi kesehatan anak mereka. Pelaku produsen dan distributornya memang sudah tertangkap, tetapi bagaimana dengan konsumen dalam hal ini (terutama) anak-anak yang sudah mendapat vaksinasi?Â
Banyak orang tua khawatir, jangan-jangan vaksin yang diberikan kepada anak mereka tersayang selama ini, bukan vaksin yang aman. Alih-alih terbebas dari penyakit, justru masalah kesehatan menghantui mereka. Apa yang bisa dilakukan masyarakat konsumen?
Usul:Â
Pertama, orang tua yang anaknya pernah divaksinasi selama beberapa waktu ini, secara individu atau berkelompok (bukan dengan cara demo apalagi anarkis), proaktif menemui institusi kesehatan yang pernah memvaksinasi anak mereka. Bawa kartu kepesertaan sebagai bukti/tanda resmi pernah divaksinasi di institusi ybs. Sampaikan kekhawatiran Anda ke tempat yang tepat, diskusikan dengan petugas institusi yang tepat.
Kedua, institusi kesehatan yang selama ini dan masih melakukan pelayanan vaksinasi segera menelusuri secara cermat dengan data valid tentang distributor vaksin yang selama ini mensuplai vaksin ke institusi mereka. Kemudian secara proaktif, menginformasikan hasil penemuannya dengan dilengkapi data resmi, kepada masyarakat. Jika hasil penelusurannya dikategorikan aman, masyarakat akan merasa lega, namun jika hasilnya meragukan, lakukan antisipasi dampak negatif yang mungkin bisa timbul akibat kemungkinan vaksin palsu yang sudah terlanjur masuk ke dalam tubuh anak. Sangat ideal sekali jika institusi kesehatan mengundang para orang tua konsumen terkait hal ini, adakan talkshow khusus demi menenangkan kekhawatiran mereka. Jadikan cara ini menjadi salah satu bentuk tanggung jawab institusi kepada masyarakat (CSR).
 Semoga kekhawatiran para orang tua segera terjawab dan situasi tetap kondusif.
 Maguwoharjo, 27 Juni 2016