Mohon tunggu...
Badriah Yankie
Badriah Yankie Mohon Tunggu... Guru - Menulis untuk keabadian

Badriah adalah pengajar bahasa Inggris SMA yang menyukai belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Guru Literat, Guru "Nge-blog"

17 Januari 2018   09:00 Diperbarui: 17 Januari 2018   18:09 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock

Seiring gencarnya program  literasi dilaksanakan dan dikembangkan di sekolah, para guru berperan sebagai model sekaligus pelaksananya. Literasi yang sedang digembar gemborkan adalah dalam arti memiliki kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis, dan/ atau berbicara (Wiedarti, 2016). 

Sejauh ini, para guru telah bersungguh-sungguh melaksanakan gerakan literasi sekolah dengan melakukan membaca selama 15 menit bersama para siswa. Aktivitas membaca merupakan salah satu bagian dari pertanda permulaan berliterasi. Menulis adalah kegiatan lanjutan yang harus dilakukan agar hasil membaca dapat dibagikan kepada orang lain dan menginspirasi banyak orang untuk menjadi literat.

Para guru tidak berkeberatan membaca dan menjadi tauladan berliterasi, namun untuk menulis tidak sesigap itu. Kegiatan menulis tidak populer bagi sebagian guru. 

Berdasarkan penelitian kecil-kecilan yang melibatkan 107 orang guru bahasa Inggris di Jawa Barat ditemukan bahwa ketidakpopuleran menulis pada kalangan guru diantaranya karena tidak ada waktu, tidak ada ide, tidak semangat, sulit menarasikan ide, tidak sempat, tidak bisa, tidak berbakat, susah mencari inspirasi, tidak percaya diri, sulit memulai, tidak ada tantangan seperti masa kuliah, dan malas menulis.

Menulis, jika diperlakukan sebagai bagian dari berliterasi, maka membaca adalah pintunya. Kegiatan selanjutnya adalah menulis. Setelah membaca, biasanya ada inspirasi, artinya ada yang bisa ditulis. 

Tamat membaca sebuah buku bukan berarti literasi ikut khatam. Namun mulailah menuliskan apa yang dibaca. Pada saat menulis, tulis semua yang hendak disampaikan sampai selesai. Jangan khawatir tulisannya tidak bagus. Menulis adalah keterampilan. Makin sering menulis, makin terampil, tulisannya makin bagus. Agar latihan menulis berjalan secara teratur, sediakan waktu 10-15 menit setiap hari untuk menulis. Manfaatkan blog untuk menyimpan tulisan dan mulailah jadi warga negara dunia blogger.  

Menulis pada blog atau ngeblog dan menjadi seorang blogger tidaklah sesulit yang dibayangkan. Ibarat berbicara, blogging adalah berbicara dalam bentuk tulisan. Seperti halnya berbicara, apapun bisa jadi bahan pembicaraan. Pada blog pun, seolah tanpa batas, semua bisa jadi bahan tulisan. Banyak blog yang populer isinya menceritakan hal-hal yang biasa ditemui sehari-hari.

Longgarnya konten yang dimasukkan pada blog, mengakibatkan guru lebih banyak diuntungkan dari kondisi ini. Kurang lebih sama dengan berbicara, tiap hari guru selalu mendapatkan topik pembicaraan yang baru. 

Pada awal tahun ajaran, pembicaraan berkisar seputar in house training, workshop menulis rencana pembelajaran, jadwal mengajar baru, sulitnya membuat media pembelajaran, seragam, atau bahkan mungkin rencana melanjutkan kuliah. Pada saat mengajar, guru mendapatkan lebih banyak lagi hal yang dapat jadi bahan pembicaraan, misalnya tentang menjadi wali kelas, mengajar kelas angker, mengajar pada jam-jam akhir, menangani siswa berkebutuhan khusus, memeriksa pekerjaan siswa, sampai menemukan tulisan siswa yang tidak dapat dibaca. 

Demikian pula pada akhir semester, sederetan hal yang khas muncul pada pergantian semester bisa menjadi bahan pembicaraan, seolah lautan kejadian yang menunggu ditulis. Dengan kata lain, semua hal yang jadi pembicaraan tadi, ubah cara penyampaiannya kedalam bahasa tulis dan unggah ke blog biarkan orang lain menikmatinya.

Mengubah bahasa ragam lisan kepada tulis dengan memanfaatkan blog merupakan alternatif pelaksanaan literasi tahap pengembangan. Guru disarankan secara teratur mengunggah tulisan dan mengajak siswa atau rekan guru lainnya untuk mengunjungi blognya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun