Mohon tunggu...
Olahraga Pilihan

Individualistik, Brasil Tak Berhasil!

10 Agustus 2016   17:13 Diperbarui: 10 Agustus 2016   22:55 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sobat yang menginspirasi !!

Mumpung sedang demam Olimpiade Rio 2016, sedikit tulisan yang tercecer kami sajikan saat ajang Olimpiade London 2012 lalu. Meski  sudah basi bila hitungannya dimensi waktu, tapi yakinlah! Nilai yang terkandung didalamnya,  motivasi yang menginspirasi, dan sepetik hikmah yang mendewasakan, kelak memberikan sisi lain akan arti pentingnya sebuah kerja sama!

Mengejutkan! Brasil yang selama ini dikenal sebagai kiblat sepakbola indah dan punya banyak pemain bertalenta tinggi harus puas pulang dengan medali perak Olimpiade London 2012 setelah ditekuk oleh Meksiko dengan skor 1-2. Untuk Brasil, ini adalah final olimpiade ketiga yang pernah diikutinya dan semuanya berakhir tragis. Sedangkan bagi negeri sombrero, kemenangan yang diraih ini begitu fenomenal, karena bukan saja ini medali pertama Meksiko di final perdana mereka di ajang olimpiade, tapi ini juga adalah medali emas satu-satunya bagi mereka pada olimpiade yang kali ini dihelat di negara monarki Britania Raya!

Sobat, jika melihat starting eleventim Samba Brasil, betapa meskipun bermaterikan pemain muda, namun sebagian besar diantara mereka telah merasakan kompetisi bergengsi di jagat sepak bola. Sebut saja Rafael palang pintu Manchester United, Oscaryang kini resmi berbaju “The Blues” Chelsea, striker Alexander Pato yang dipagari agar tetap merumput di AC Milan, dantop scorerLeandro Damiao yang ditaksir oleh Tottenham Hotspur. Ups, satu lagi sobat, siapa yang tak kenal dengan Neymar yang diperebutkan 3 klub tenar sekaligus: Real Madrid, Barcelona, dan Chelsea. Tim Brasil layaknya etalase berisi pemain top yang punya skill tinggi, daya magnet luar biasa, dan nilai jual demikian menggiurkan bagi klub mana saja yang memilikinya. Tak ada yang meragukan Brasil yang juara dunia lima kali ini akan sukses melibas Meksiko yang hanya ranking 18 FIFA.

Bandingkan dengan Meksiko! Yang jangankan dengan Brasil, bahkan dengan duo semifinalis Asia Korsel dan Jepang pun mereka kalah mentereng. Oribe Peralta, si penghancur “Jogo Bonito” Brasil dengan gol cepatnya, hanya berasal dari klub domestik Santos Laguna. Namun apa yang terjadi sobat? kolektivitas tim sombrero berhasil melumat indahnya permainan individu tim samba, kekompakan mengalahkan ego para bintang, dan teamwork tetap lebih unggul daripada single fighter!

Sobat yang luar biasa !

Kita tidak dapat menghindari munculnya seorang “star” dalam suatu organisasi atau kelompok. Terkadang dibutuhkan seorang dirigen, tokoh kharismatik, seorang bintang, yang dielu-elukan keberadaannya dan “bertugas” mengarahkan gerak seluruh organisasi. Tapi ingat sobat, seorang dirigen bukanlah seorang soloist. Ia membutuhkan tim yang akan menopangnya. Orang-orang kedua yang tangguh ini harus ditumbuhkan dalam organisasi. Publik lebih mengenal Rod Steward, Kobe Bryant, atau Cristiano Ronaldo ketimbang rekan satu timnya. Padahal kesuksesan yang diraih merupakan hasil kerjasama dan kerja keras tim, yang secara tidak adil diabaikan oleh publik. Mereka adalah orang-orang kedua “tanpa nama”, yang kontribusinya sangat dibutuhkan oleh tim atau organisasi.

Sobat yang sangat menginspirasi ...

Ada satu akronim bagus yang dishare oleh Feri Susanto di Kompasiana, dan bukan bermaksud narsis jika ia sebut itu sebagai F.E.R.I (Fredom, Enthusiastic, Rely on each other, Internalization). Dalam berorganisasi, jika ingin meraih ultimate success mustahil rasanya jika kebebasan tidak diberikan kepada seluruh anggota organisasi untuk berkreativitas dan berekspresi. Tak jarang, ide nakal namun brilian muncul dari ruang rapat yang hangat dan jauh dari kesan arena penghakiman. Bak bola salju, kebebasan yang diciptakan akan melahirkan antusiasmediantara seluruh pegawai sehingga sesederhana apapun ide yang muncul, akan menjadi inspirasi yang luar biasa bagi organisasi. Saling mengandalkan, adalah kata kunci untuk menggambarkan soliditas tim. Sekecil apapun suatu peran, hendaknya diapresiasi dengan memberikannya ruang untuk berkontribusi dalam keberhasilan suatu organisasi. Layaknya bidak catur, meski dia sebuah pion, suatu saat dirinyalah penentu kemenangan sebuah permainan!

Terakhir, internalisasi value dalam suatu organisasi. Ketika semua nilai-nilai kebajikan telah terkristal dalam diri setiap anggota organisasi, saat pimpinan-bawahan tidak memiliki sekat psikologis yang hanya memandulkan kreativitas, maka keberhasilan adalah sebuah keniscayaan. Benar apa kata Maxwell, yang menyebutkan bahwa “TEAM”tak sekedar urutan abjad yang berarti sekelompok orang dengan tujuan tertentu, melainkan kepanjangan dari sebuah kalimat dahsyat, Together Everyone Achieve More!

Sobat yang memotivasi ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun