Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penasaran K-Rewards

11 Agustus 2022   15:38 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:48 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Canva/yanahaudy

Kemudian, saya penasaran lagi, apakah ada perbedaan mencolok di hitungan Google Analytics dengan dashboard Kompasianer? Berapa persen perbedaannya? Tetapi, kalau memang ada perbedaan dengan Google Analytics, lantas kenapa ada Kompasianer yang hitungan di dashboard-nya 3000 dapat K-Rewards, tapi yang 6000 tidak?

Pun sebenarnya berapa kuota penerima K-Rewards? 100 akun, 200 akun, atau berapa? Karena nyatanya tidak semua Kompasianer yang mencapai 3000 unique pageview, bahkan lebih, dapat K-Rewards.

Pada Januari 2021, semua penerima K-Rewards diumumkan dan tercatat ada 186 akun. Kemudian sejak Maret 2021 hanya 50 akun yang diumumkan, penerima nomor 51 dan seterusnya tidak diumumkan dan hanya bisa melihat di akun masing-masing.

Mulai September 2021 sampai sekarang hanya 25 akun peraih K-Rewards tertinggi yang diumumkan, sisanya cuma bisa berharap cemas apakah akan muncul nominal K-Rewards di akun atau zonk.

Kompasiana memang tidak wajib menjelaskan itu semua kepada Kompasianer. Namanya juga pengelola. Mereka berhak memutuskan tanpa sepengetahuan Kompasianer, walaupun bikin penasaran.

Tujuan Menulis di Kompasiana

Bagi sebagian Kompasianer, membicarakan K-Rewards termasuk tabu karena gak etis ngomongin duit. Apalagi Kompasiana sudah menyediakan tempat. Yang penting menulis, berbagi, dan mendapat sahabat pena. K-Rewards adalah bonus karena tujuan menulis di Kompasiana adalah.... (silakan isi sesuai tujuan masing-masing)

Bagi sebagian Kompasianer yang lain, K-Rewards patut dibicarakan, dipertanyakan, bahkan digoyang karena merupakan hak Kompasianer. Kompasianer tidak nebeng nulis pada Kompasiana dan Kompasiana bukan juragan. Hubungan keduanya lebih dekat pada simbiosis mutualisme daripada bos dengan bawahan.

Saya sendiri menyarankan para guru dan anak sekolah, yang pernah saya latih di kelas menulis, untuk menulis di Kompasiana. Sebabnya bukan karena iming-iming K-Rewards, melainkan supaya keren ada nama kita mejeng di internet menghasilkan tulisan.

Bukan seperti itu, sih. 

Dengan menulis kita akan terangsang untuk membaca, bukan cuma baca postingan orang di medsos. Dengan membaca kita jadi lebih banyak tahu daripada sok tahu. Apalagi sekarang seorang guru harus membuat tulisan yang dimuat di media massa atau media online sebagai salah satu syarat kenaikan pangkat.

Yang paling menarik, di Kompasiana semua artikel tidak melalui moderasi dan bisa langsung tayang asal tidak melanggar syarat dan ketentuan. Ini bisa memicu munculnya hormon dopamin yang membuat kita senang dan bahagia. Kalau setelah posting kita harus menunggu berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk melihat artikel tayang, bukanya senang, malah bete alias boring total. Mood untuk menulis artikel berikutnya jadi hilang.

Terus, yang paling baik, kalau ada rasa penasaran, kepenasaranan itu dijadikan artikel saja. Syukur-syukur bisa dapat K-Rewards. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun