Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Penasaran K-Rewards

11 Agustus 2022   15:38 Diperbarui: 11 Agustus 2022   15:48 1552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Canva/yanahaudy

Saya kemudian memberi pesan ke admin lewat WhatsApp, "Halo Pengelola, kenapa jumlah unique view saya 6000 tidak dapat K-Rewards sementara yang hanya 3000 dapat?"

Lalu pengelola Kompasiana minta tautan akun saya. Tiga hari kemudian dijawab oleh pengelola bahwa jumlah unique pageview saya tidak sampai 3000. Sayang, tangkapan layar percakapan itu sudah saya hapus karena keburu kezel.

Beberapa anggota komunitas KOMiK juga menyampaikan di grup WhatsApp kalau mereka tidak kebagian K-Rewards walau unique pageview di dashboard lebih dari 3000. 

Maka muncul pertanyaan, sebenarnya angka-angka yang ada di tiap artikel kita itu mencerminkan apa kalau ternyata bukan unique pageview dan tidak bisa dijadikan patokan K-Rewards?

Hitung-hitungan Iklan

Ekosistem internet mengandalkan pendapatan mereka terbanyak dari iklan, termasuk Kompasiana. Diluar content placement, iklan mandiri, dan sponsorship, hitung-hitungan iklan di internet disebut CPC (cost per click) atau berapa rupiah kita dibayar untuk tiap satu klik iklan di situs, CPM (cost per mile) alias rupiah yang dibayar per seribu tayangan iklan, dan ada CTR (click through rate) yang artinya rasio jumlah klik iklan terhadap jumlah tayangan. 

Karena itu wajar bila jumlah K-Rewards yang diberikan nominalnya tidak pernah sama setiap bulannya, karena penghasilan Kompasiana dari iklan juga tidak pernah flat.

Sementara itu, unique pageview paling valuable adalah yang berasal dari mesin pencari (Google, Bing, Yahoo, DuckDuckGo, dll), bukan yang berasal dari sharing artikel di media sosial dan grup WhatsApp.

Saya menduga, SEO (Search Engine Optimization) Kompasiana tidak lagi teratas di mesin pencari dan kalah saing dengan sesama penyedia blog keroyokan macam IDN Times atau Hipwee. Pesaing lain seperti Brilio sudah tidak mampu lagi membayar penulisnya. Vedma bahkan sudah gulung tikar. 

Itu karena blog memang sudah kalah saing dengan YouTube, TikTok, dan Instagram. Pengiklan banyak yang mengalihkan belanja iklan mereka ke medsos dan platform video daripada situs berita, apalagi blog.

Kalau sebabnya begitu, kita maklum. Sampai November 2021 Kompasiana kedatangan 1.661.689 pengguna baru dengan 241.916 artikel tayang. Berarti Kompasiana memang bertumbuh secara eksponensial. Namun, kalau perolehan K-Rewards yang didapat Kompasianer makin sumir, berarti besarnya pengguna Kompasiana cuma indah di statistik belaka,.

Itu berarti juga banyak pengguna hantu yang cuma bikin akun lalu kabur.

Tangkapan layar statistik Kompasiana (kaleidoskop.kompasiana.com)
Tangkapan layar statistik Kompasiana (kaleidoskop.kompasiana.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun