Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Wisata Terjangkau dalam Komplek Candi Borobudur Tanpa Naik ke Atas Bayar Rp750rb

12 Juni 2022   08:35 Diperbarui: 12 Juni 2022   08:36 2288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Candi Borobudur dari pelataran (foto: Yana Haudy)

Menurut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam promosi yang disiarkan melalui Hotel Grand Artos Magelang, kelak yang boleh naik gratis ke atas Candi Borobudur hanyalah umat Buddha yang mengikuti ibadah keagamaan.

Kalau ingin mengetahui apa saja kisah dibalik Candi Borobudur, kita bisa datang ke Museum Candi Borobudur. Di dalam museum terdapat penjelasan dan gambar mengenai sejarah pembangunan candi.

Seluruh isi relief-relief yang ada di dinding candi juga ada di museum ini. Jadi, tanpa naik keatas candi, kita bisa tahu seluk-beluk Candi Borobudur lewat museum. 

Museum ini bisa dimasuki gratis tanpa biaya apapun.

2. Museum Samudra Raksa

Museum ini disebut juga Museum Kapal. Kita tidak perlu bayar kalau masuk museum ini, gratis!

Semua orang boleh masuk  untuk melihat mangkuk, piring, pecah-belah, dan gerabah dari kapal Tiongkok yang karam di perairan Cirebon pada abad ke-9.

Museum ini tidak besar, hanya terdiri dari tiga ruangan besar berisi gambar, peta, dan penjelasan mengenai jalur perdagangan yang dilalui bangsa Indonesia di jalur sutra.

3. Wahana Interaktif Samudra Raksa

Di bagian belakang, masih termasuk Museum Samudra Raksa, ada wahana interaktif. Di dalam wahana kita bisa melihat kapal kayu asli yang dibuat sama persis dengan kapal yang ada di relief Candi Borobudur.

Kapal kayu itu tanpa mesin, tanpa navigasi, dan berpenangkal petir terbuat dari ijuk yang ditaruh di ujung atas tiang layar. 

Enam belas awak berlayar pada 2003 yang memakan waktu sampai 9 bulan ke Tiongkok, Arab Saudi, sampai Afrika Barat guna napak tilas perjalanan para pelaut dan pedagang Nusantara di masa lalu. 

Sesampainya di Afrika, awak kapal kembali ke Indonesia menggunakan pesawat. Kapal kayu tersebut dibongkar dan dimasukkan ke kargo untuk dikirim ke Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun