Berapa kali cuitan yang dibutuhkan? Tergantung kesepakatan dengan pihak hotel. Bayaran untuk cuitannya dia terima di akhir bulan.
Memangnya berapa jumlah followers yang dipunyai kerabat saya itu? Saat menerima "endorsement" followersnya hanya 1500-an (kini sudah bertambah jadi 2245 followers).Â
Dia bukan sembarang netizen. Selain pernah menjadi penyiar televisi, dia juga seorang travel blogger yang memenangkan event dari Dinas Pariwisata Jateng. Namanya juga lumayan dikenal di kalangan backpacker.
Maka itu meski jumlah followersnya hanya 1500 namun dinilai efektif untuk pemasaran karena yang memfollownya mayoritas adalah traveler.
Jumlah minimum followers yang diinginkan tiap agensi bisa berbeda-beda tergantung jenis medsos yang didaftarkan oleh warganet.
Saya katakan tergantung jenis medsos karena jumlah followers 5000 di Twitter sudah dianggap banyak daripada di Instagram.Â
Di Instagram, 5000 followers dianggap sedikit karena pengguna Instagram jauh lebih banyak daripada Twitter. Pun di YouTube, 5000 subscribers dianggap "belum ada apa-apanya" walau sudah bisa dimonetisasi melalui iklan dari YouTube itu sendiri.
Berdasarkan data dari Global Web Index (GWI) yang dikutip beritasatu.com, besarnya pengguna Twitter di Indonesia pada triwulan ketiga 2020 menempati peringkat ke-5, sementara Instagram ada di urutan ke-3. Posisi pertama ada di tangan YouTube.
Bicara soal influencer, apakah beda dengan buzzer? Buzzer adalah pendengung. Dia dibayar dengan kontrak tertentu untuk mempengaruhi warganet.Â
Seorang buzzer tidak perlu punya banyak followers untuk mempengaruhi opini publik karena followers bisa didapat belakangan.
Sedangkan seseorang harus lebih dulu punya banyak followers dan kekhasan postingan di medsosnya sebelum jadi influencer. Â
Boleh kalau Anda mau jadi buzzer atau influencer, asal jangan jadi warganet yang senangnya nyinyir dan mengurusi hidup orang lain melulu, yes.
Lho, nyinyir dan julid itu, kan, ciri khas netizen?!