Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Alasan Admin Medsos Mestinya Tidak Diupah Murah

20 Maret 2021   17:21 Diperbarui: 2 April 2021   09:15 975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menjadi admin media sosial. (sumber: SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Menjadi admin media sosial memang gampang, cuma posting-posting tulisan, gambar, dan foto, lalu sesekali balas komentar orang, jadi deh admin.

Namun, sesungguhnya di zaman medsos yang seiring sejalan dengan kemajuan teknologi digital, seorang admin tidak boleh bekerja sesederhana itu. Dia haruslah:

1. Internet savvy. Terampil menggunakan internet dan menjelajahinya.

Ciri seorang Internet savvy termasuk dapat membedakan mana situs berita, forum, dan blog. Lalu dia bisa mengenali hoaks, pishing, malware, adanya virus, iklan spam, informasi yang mengandung scam, dan mengerti memasukkan kata kunci yang tepat ke Google. 

Kata kunci (keyword) yang tepat, digunakan jika ada keperluan mencari data supaya info yang dimunculkan Google akurat sesuai dengan yang dicari.

Jadi bukan sekedar online-online belaka. Internet savvy diperlukan karena admin medsos bekerja menggunakan dan di dalam internet. 

Berbekal pengetahuan internet yang mumpuni, akun yang dikelola admin medsos tetap terbuka amun terlindungi. Admin juga tidak mudah disalahkan jika ada "apa-apa" dengan akun medsos itu.

2. Tidak malas membaca. Admin biasanya membagikan tautan berita, informasi, atau cuplikan video yang mewakili personal atau perusahaan pemilik akun. 

Admin yang malas membaca berpotensi "blunder" langsung men-share semua tanpa membaca lebih dulu atau menilik informasi dibelakang rilis yang dia bagikan. 

Contoh pada akun milik kyai NU sekaligus profesor di Monash University @na_dirs. Akun itu pernah mencuitkan bahwa Indonesia harus mengantisipasi kemungkinan karantina saat turnamen olahraga berlangsung di luar negeri, dengan berangkat dua minggu sebelum turnamen dimulai.

Sungguh, admin itu pasti tidak punya pengetahuan berapa biaya yang harus dikeluarkan PBSI jika memberangkatkan rombongan atlet dan ofisial selama berminggu-minggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun