Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Istri petani. Tukang ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

"Mother Gamer" di Thailand dan Kesamaan Pesatnya Esport di Indonesia

7 Maret 2021   13:20 Diperbarui: 7 Maret 2021   14:01 3189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tim esport AoV Ohmgaga vs Higher. Tangkapan layar dari kanal YouTube: SahaMongkolMedia


Mother Gamer adalah film buatan Thailand, rilis September 2020, yang mengisahkan tentang ibu yang membentuk tim esport untuk menjegal tim esport anaknya.

Mengapa kejam banget menjegal anak? Jadi atlet esport bukan hal yang memalukan di zaman digital ini, kan?

Sebabnya si anak ini otaknya encer. Selalu jadi juara umum sejak SD sampai SMA. Si ibu, biasa dipanggil Bu Ben, adalah guru matematika SMA sekaligus single mom. Bu Benjamas ingin anaknya yang bernama Ohm menjadi, apalah gitu, selain jadi gamer yang nggak ada juntrungannya. Mosok, pinter-pinter cuma jadi gamer, mau dikemanakan otaknya.

Apa yang dirasakan Bu Benjamas ini sama seperti kebanyakan orang tua di Indonesia.

Sepupu saya punya anak kelas 12 SMK yang jadi gamer. Awalnya sepupu saya ini sering menasehati anak lelakinya untuk tidak lama-lama main Mobile Legends di ponselnya, kuatir pelajaran sekolahnya terabaikan dan salat lima waktunya tertinggal.

Bukannya berhenti, si anak malah tambah rajin menghabiskan waktu menonton game di YouTube dan main Mobile Legends bersama teman-temannya.

Rupanya di sekolah si anak ada ekstrakurikuler esport, dan si anak salah satu atlet andalan di sekolahnya karena sering menang. 

Sepupu saya baru merestui anaknya jadi gamer setelah ada tawaran beasiswa kuliah di perguruan tinggi negeri untuk si anak, hasil dari banyak kemenangannya di pertandingan esport antar SMK/SMA.

Di film Mother Gamer, tokoh Ohm selain terkenal di sekolah karena nilai-nilainya tinggi, juga dikenal sebagai game streamer Arena of Valor (AoV) di Twitch dengan nama beken Sonic Fighter. Nama ini dipilih Ohm karena dia sangat terkesan saat pertama (sekaligus terakhir) kali diajak ibunya ke tempat dingdong.

Tempat dingdong (arcade game) di kota-kota besar Indonesia juga hits pada era 1990-an. Banyak anak bolos sekolah demi main ke permainan dingdong sebelum digantikan oleh rental PlayStation dan kini beralih ke game ponsel.

Sementara itu, anggota tim esport bentukan Bu Benjamas, yang dia namakan Ohm Gaga, diambil dari sekolah tempatnya mengajar, yang juga teman-teman Ohm. Tentu saja awalnya mereka gentar kalau harus melawan Ohm, namun Bu Benjamas berhasil meyakinkan, salah satunya dengan memberi les privat gratis kepada anggota tim, jadi terbentuklah tim esport Ohm Gaga.

Ohm sendiri sejak lama sudah bergabung di tim esport profesional bernama Higher. Ohm jadi pentolan Higher karena bisa memenangkan semua jagoan di Arena of Valor (AoV) meski statistik si jagoan itu rendah.

Di Indonesia juga sudah banyak tim-tim esport profesional. Yang sering mewakili Indonesia di pertandingan luar negeri diantaranya ada Bigetron, Onic Olympus, DG Esport, Elvo, RRQ Hoshi, Aerowolf LIMAX, dan EVOS. 

Perempuan juga tidak kalah jagonya main game, lho! Tim esport profesional putri yang paling populer karena prestasinya, adalah Belletron, EVOS Ladies, Infinity Ladies, Aerowolf Zoo, Alter Ego Dione, dan Boom Siren. Entah kebetulan atau tidak, atlet esport perempuan ini wajahnya kece-kece. 

Winda Lunardi, atlet esport yang kehilangan tabungan Rp20 milyar di Maybank adalah anggota EVOS Ladies divisi Mobile Legends. 

Kenapa nama-nama tim esport tidak seperti di sepak bola, semisal Persija, Juventus, Manchester United, atau Barcelona, yang sama seperti nama kota tempat dibentuknya tim? 

Karena esport itu olahraga eletronik bukan fisik. Nama-nama karakter dalam game saja unik, mosok nama tim esportnya seperti nama klub bola, ya disamakan dengan game dong. Selain itu, pada satu kota bisa punya banyak tim esport, sementara di kota lainnya tidak ada. Jadi penamaan tim tidak berdasarkan nama kota seperti sepak bola atau nama perusahaan seperti di basket dan voli.

Kalau bukan fisik lalu kenapa dinamakan olahraga dan pemainnya disebut atlet?

Karena esport butuh latihan intensif sama seperti olahraga fisik. Pemainnya juga harus menjaga kondisi fisik dan mental tetap prima. 

Sama seperti atlet olahraga lain, atlet esport juga menghabiskan mayoritas waktunya untuk latihan guna menguasai permainan. Mereka mengatur strategi, menjaga kekompakan tim, meningkatkan koordinasi tangan dengan otak, dan menonton permainan lawan-lawan untuk membaca taktik mereka.

Atlet esport profesional dapat bayaran lumayan, apalagi kalau menang. Jadi memang bisa diandalkan sebagai mata pencaharian selagi muda usia dan produktif.

Di film Mother Gamer, Ohm juga mendapat bayaran tiap bulannya. Jumlahnya berlipat-lipat melebihi gaji ibunya yang guru. Karena itu Ohm lebih memilih ikut kompetisi di Korea yang hadiahnya gila-gilaan daripada ikut SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). 

Bukan karena Ohm matre, tapi supaya dia bisa menghidupi ibunya dan memenuhi impian sang ibu main ski di Eropa.

Oh ya, di film ini, pemeran Maprang (rekan setim Bu Benjamas di Ohm Gaga) di kehidupan aslinya bernama Weeraya Zhang. Weeraya Zhang adalah anggota grup idola BNK48.

Idol group BNK48 adalah saudara kembar JKT48 yang sama-sama lahir dari AKB48 asal Jepang. Grup JKT48 sejak 2018 punya divisi esport bernama Valkyrie 48 yang beranggotakan enam gadis.

Tim esport Valkyrie 48. Foto: JKT48.com
Tim esport Valkyrie 48. Foto: JKT48.com

Pesatnya laju esport di Indonesia membuat 10 dari 18 klub Liga 1 turut bergabung dalam kompetisi Pro Evolution Soccer (PES) bernama IFeL 2020. Para klub diwakili oleh atlet-atlet esport Indonesia yang sering menang pada kejuaraan PES di luar negeri.

Pada level Asia, Indonesia termasuk jagoan esport. Di Asian Games 2018 kita bahkan dapat medali emas dengan menumbangkan negeri tirai bambu.

Tim dari Thailand dan Vietnam juga diperhitungkan di Asia. Beberapa kali pada eksibisi esport tim yang mewakili Indonesia sudah memuncaki klasemen namun disalip Vietnam atau Thailand di akhir-akhir turnamen sehingga gagal juara. Sementara di level Asia Tenggara Filipina juga mulai menunjukkan taringnya.

Lalu apakah Bu Benjamas berhasil mencegah anaknya jadi juara AoV dan berangkat ke Korea?

Final pertandingan nasional AoV antara Higher dengan Ohm Gaga makin seru karena jadi ajang pertempuran sengit antara ibu dan anak. Ya, Bu Ben ternyata jagoan main AoV juga, sama seperti Ohm.

So, Ready player mom. Let's go!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun