Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Guru yang masih belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Perbedaan Awal Puasa Ramadhan, tetapi Kesamaan Hari Raya Idul Fitri

9 Maret 2024   08:51 Diperbarui: 9 Maret 2024   08:53 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kesatuan umat Islam lebih penting daripada perbedaan dalam penentuan awal puasa dan lebaran, selama dilandasi dengan niat yang tulus dan sikap saling menghargai."

Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan hasil hisab atau perhitungan untuk penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah pada tahun 1445 Hijriah. Penetapan ini dituangkan dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2024 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1445 Hijriah.

Berdasarkan metode hisab hakiki wujudul hilal yang digunakan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, 1 Ramadhan 1445 Hijriah atau awal puasa bagi umat Islam jatuh pada Senin, 11 Maret 2024. Sementara itu, 1 Syawal 1445 Hijriah atau hari Idul Fitri dirayakan pada Rabu, 10 April 2024. Adapun 10 Zulhijah 1445 Hijriah atau Idul Adha bertepatan dengan Senin, 17 Juni 2024.

Penetapan awal Ramadhan pada 11 Maret 2024 oleh Muhammadiyah kemungkinan besar akan berbeda dengan penetapan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia. Pemerintah sendiri belum mengumumkan tanggal awal puasa karena masih menunggu hasil metode penetapan yang berbeda, yakni rukyat atau melihat posisi hilal untuk menentukan bulan baru hijriah. Metode rukyat ini dipakai oleh Nahdlatul Ulama (NU), ormas Islam terbesar di Indonesia.

Namun, Muhammadiyah menyatakan bahwa untuk penetapan Idul Fitri atau hari raya lebaran, kemungkinan besar akan sama dengan penetapan pemerintah, yakni jatuh pada Rabu, 10 April 2024. Hal ini dikarenakan perbedaan metode penetapan awal Ramadhan tidak akan berpengaruh signifikan pada penetapan akhir Ramadhan atau Idul Fitri.

Perbedaan penetapan awal Ramadhan antara Muhammadiyah dan pemerintah bukanlah hal baru. Hal ini telah terjadi selama bertahun-tahun lantaran perbedaan metode yang digunakan. Muhammadiyah sejak lama menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal, sedangkan pemerintah menggunakan metode rukyat dengan kriteria kemungkinan hilal dapat dirukyat.

Meski terjadi perbedaan penetapan awal Ramadhan, Muhammadiyah berharap umat Islam dapat memaklumi dan tetap menjaga persatuan dan kesatuan dalam merayakan hari besar keagamaan, khususnya Idul Fitri yang kemungkinan besar akan sama penetapannya dengan pemerintah. Yang terpenting adalah niat untuk beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Perbedaan penetapan awal Ramadhan tidak seharusnya menjadi alasan untuk terpecah belah, terlebih jika penetapan Idul Fitri sama.

Penetapan awal Ramadhan dan Idul Fitri merupakan sebuah proses ilmiah yang melibatkan para ahli falak dan astronomi. Masing-masing metode, baik hisab maupun rukyat, memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Oleh karena itu, perbedaan penetapan awal Ramadhan ini seharusnya tidak menjadi alasan untuk terpecah belah, terlebih jika pada akhirnya umat Islam dapat bersatu dalam merayakan Idul Fitri.

Metode hisab yang digunakan Muhammadiyah, yakni hisab hakiki wujudul hilal, merupakan metode perhitungan yang lebih akurat dan teliti dalam menentukan awal bulan Hijriah. Metode ini menggunakan data-data astronomis yang paling mutakhir dan melibatkan perhitungan yang kompleks. Dengan demikian, penetapan awal Ramadhan berdasarkan metode ini diyakini lebih tepat dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun