Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Geriatric Millennial

Penulis komunitas. Gig worker. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Makan Enak dari Ayam di Kandang Sampai Telur Diceplok

17 Desember 2020   16:40 Diperbarui: 17 Desember 2020   17:00 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin di sana tidak seperti di Indonesia dimana sejak 2007 kabar bahwa ayam broiler (pedaging) disuntik hormon untuk mempercepat pertumbuhan dan membuat gemuk selalu santer di media massa.

Menurut dosen di Fakultas Kedokteran Hewan Aulia Andi Mustika, peternak di Indonesia tidak pernah melakukan suntik hormon kepada ayam-ayamnya karena harganya mahal. Harga mahal itu akan mengurangi keuntungan para peternak.

Hal serupa juga dikatakan oleh Syamsul Ma'arif, M.Si, Direktur Kesmavet Kementerian Pertanian yang mengatakan bahwa penggunaan hormon dilarang oleh UU No. 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Sudah sejak lama peternak Indonesia memilih memberi vaksin dan antibiotik supaya ayam selalu sehat dan gemuk secara alami.

Membuat ayam gemuk itu mudah. Seperti manusia, beri saja makan yang banyak. Untuk anak ayam yang berumur satu minggu bisa juga diberikan multivitamin anak dan tolak angin cair yang dicampur pada air minumnya. 

Maklum, kami memelihara ayam kecil-kecilan jadi apa yang ada di rumah ya dipakai saja untuk menjaga kesehatan ayam.

Bicara ayam sudah pasti tak bisa lepas dari telur, kalau tidak, dari mana ayam bisa tumbuh. Ada juga pendapat yang bilang ayam lebih dulu diciptakan lalu telur. 

Yang jelas telur juga lauk kesukaan anak-anak kami. Hanya saja dalam mengonsumsi telur mereka punya selera masing-masing.

Anak lelaki kami suka telur dadar yang diberi daun bawang, sedangkan anak perempuan suka telur rebus dan ceplok (mata sapi) setengah matang seperti yang disukai orang-orang bule.

Meski telur mengandung protein lengkap berkualitas tinggi, karbohidrat, omega 3, dan vitamin, tapi ibu menyusui yang punya alergi disarankan untuk tidak makan telur sampai masa ASI eksklusifnya berakhir di bulan keenam usia bayi, supaya tidak memicu alergi ke bayinya juga.

Saya alergi terhadap perubahan cuaca dan ikan patin. Sewaktu melahirkan anak pertama, dokter mewanti-wanti, bahkan mengingatkan di selembar kertas, supaya saya jangan makan telur, makanan yang mengandung kacang tanah, daging sapi, dan minum susu sapi. Syukurlah dua anak saya tidak ada yang alergi terhadap apapun.

Alergi telur disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang salah mengidentifikasi protein telur sebagai zat yang membahayakan tubuh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun