Namun, selain dampak positif, pelarangan impor pakaian bekas juga berdampak negatif terutama bagi pedagang dan konsumen yang bergantung pada barang impor tersebut.
1. Berpotensi Meningkatkan Harga Pakaian Baru
Dampak negatif pertama yang muncul adalah potensi kenaikan harga pakaian baru. Kebijakan ini dapat menyebabkan kenaikan harga pakaian baru karena pasokan barang menjadi terbatas, sehingga produsen harus meningkatkan harga untuk menutup biaya produksi. Hal ini tentu akan menjadi beban bagi konsumen, terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial.
2. Mengurangi Pilihan Konsumen
Dampak negatif kedua adalah mengurangi pilihan konsumen. Sebelum adanya kebijakan ini, pakaian bekas menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin membeli pakaian dengan harga yang lebih terjangkau.Â
Dengan pelarangan impor pakaian bekas, konsumen kini memiliki sedikit pilihan dalam membeli pakaian dengan harga yang terjangkau. Hal ini akan membuat konsumen menjadi sulit untuk menemukan barang yang mereka butuhkan.
3. Mengurangi Pendapatan Pedagang
Dampak negatif yang ketiga adalah mengurangi pendapatan pedagang. Pedagang yang sebelumnya bergantung pada impor pakaian bekas akan kehilangan sumber pendapatan mereka karena kebijakan pelarangan ini. Hal ini akan menjadi beban bagi pedagang, terutama bagi mereka yang tidak memiliki alternatif usaha lain.
Meskipun pelarangan impor pakaian bekas memiliki dampak negatif, kebijakan ini diambil demi menjaga kemandirian industri fashion lokal dan memacu pertumbuhan ekonomi nasional.Â
Oleh karena itu, diperlukan upaya-upaya dari pemerintah untuk membantu pedagang dan konsumen yang terdampak kebijakan ini, misalnya dengan memberikan pelatihan dan akses ke pasar yang lebih luas.
Untuk mengantisipasi dampak negatif yang mungkin timbul, pemerintah juga melakukan berbagai tindakan seperti: