Mohon tunggu...
Yan veraosmana
Yan veraosmana Mohon Tunggu... Wiraswasta - Glang-Glong Swasta
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Praktisi Ngerokok lan Ngopi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tak Begitu Suka Keramaian dan Kerumunan

9 November 2022   07:14 Diperbarui: 9 November 2022   07:22 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keramaian Kerumunan

" Cepat pulang yuh, ngapain berdesakan, panas-panasan begini. Tak ada manfaatnya buat kita. Karena kita bukan copet". Cletukan itu, menyadarkan ku, untuk segera beranjak dari kerumunan dan keramaian ini, terus pulang, mandi dan slonjoran.

Entah siapa gerangan orangnya yang barusan nyletuk tersebut. Mungkin saking teralalu rampainya l, sehingga aku tak bisa mencari siapa orangnya. Atau mungkin orangnya sudah merangsek keluar dari keramaian ini. Tapi kalau dipikir-pikir secara mendalam, memang ada benarnya juga sih cletukan orang tersebut. "Ngapain bela-belain beli tiket mahal, hanya demi sebuah kesenangan semu. Yang mana harus berdesakan-desakan dengan sebegitu banyaknya orang, bercampur berbagai macam aroma dan membaur menjadi satu berbagai tempat, entah menjadi nama aroma apa lah, yang jelas tak tahu di mana rimbanya".

Dan rasa sesalku pun betambah, saat melihat sepatu ku kotor, baju lecek dan keringatku bercucuran. Sehingga umpatan-umpatan kotor penuh kekesalan di dalam hati, mengiringi langkah ku berjalan menyusuri jalan beraspal, kadang juga masuk ke lorong-lorong gang serta tepian jalan yang ada di pusat keramaian kota. Hanya demi satu tujuan supaya pulang lebih cepat, untuk mandi terus rebahan sambil nonton tv.

Dalam perjalanan pulang ku, terlihat di depanku sesosok pria paruh baya, tengah berjalan selangkah demi selangkah namun dengan pasti, tetapi dengan wajah nampak garang tapu tak tampak kekusaman diraut wajahnya. Agak sedikit limbung juga langkahnya, sambil menggerutu bergumam sana sini, dan terlihat jelas goresan kemarahan terlihat jelas di raut wajah. "  Wahai Anak muda, kamu dari acara tersebut yah?". Tanya beliau mengagetkan ku.

" Iya pak. Cuman aku tak begitu suka dengan suasana semacam itu, akhirnya aku langsung pulang. Karena tak betah". Jawab ku.

Bagus lah anak muda. Ngapain kamu repot-repot, dengan kegiatan yang tak bermanfaat sama sekali secara langsung itu. " Aku sangat kesal dengan anak perempuanku. Dia tetep ngeyel nonton acara tersebut. Tanpa tahu manfaatnya, tanpa tahu resikonya berkerumun, berdesakan dengan berbagai macam orang dan tujuan". Ucapnya ketus.

Ohh...ternyata, bapak ini tengah mencari anaknya. Pantesan terlihat dia sangat kesal sekali. " Baik pak, maaf aku mendahului ya. Karena aku sangat ingin segera pulang" . Jawabku tergesa-gesa.

Ya memang, ada rasa lapar juga diperutku. Dengan lelarian kecil dan Sesekali memegang perut yang lagi kosong, ditambah rasa haus dan cape. Aku pun mendahuli bapak itu. 

Dalam benak ku pun berfikir. Apa yang dibicarakan bapak tadi. Ada benar ya juga, karena berbagai macam tujuan dan pikiran orang-orang, tapi berkerumun menjadi satu. Di iringi dentuman suara musik, tapi aslinya tak mendengarkan merdunya suara tersebut.  Ah sudahlah aku kapok. Lebih baik aku nonton live di tv aja, sebab, lebih nyaman dan lebih jernih suaranya. Hehehhehe

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun