Mohon tunggu...
Nurul Yamsy
Nurul Yamsy Mohon Tunggu... Penulis - .

Jika ucap tak lagi mampu berkata, biarlah kata yang mengungkap

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dia, Manusia Pilihan Tuhan

4 November 2020   20:19 Diperbarui: 4 November 2020   20:52 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia tak bisa memilih. Bahkan untuk lahir ke dunia, dia tak bisa memilih untuk dilahirkan atau tidak. Tak pula bisa dia memilih terlahir dari rahim siapa. Tapi dari banyaknya sel-sel cikal bakal adanya dia, sel miliknya lah yang Tuhan pilih untuk terus tumbuh dan berkembang. Dia adalah sel terbaik dan terpilih dari begitu banyaknya sel-sel. Dia memang tak bisa memilih akan memiliki Ibu dan Bapak seperti apa ketika dilahirkan. Tapi Ibu dan Bapaknya kini, adalah pilihan Tuhan untuk dia.

Perlahan dia tumbuh dan berkembang. Mencoba berlatih berbicara, memanggil nama Ibu... memanggil nama Bapak... Mencoba berlatih berucap, hingga ratusan kata kini berhasil dia ucapkan dengan lantang.

Merangkak dan berjalan menapakkan kaki juga dia lakukan dengan bantuan Ibu dan Bapaknya. Hingga kini, sudah jauh jalan yang pernah dia tempuh.

Dia memang manusia pilihan Tuhan, dengan segala takdir dan ketetapan yang telah ditentukan Tuhan, mulai dari dia dilahirkan hingga detik ini. Semua perjalanan hidupnya tak lepas dari campur tangan Tuhannya.

Bahagia, sedih, tawa, tangis, kecewa dan segala rasa lainnya pernah dia rasakan. Hingga dia hampir menyerah. Tapi takdir menyadarkan dia. Bahwa dia memang orang pilihan.

Tuhan memilih dia, karena Tuhan yakin, dia mampu melewatinya. Karena Tuhan tahu, bahwa dia adalah makhlukNya yang kuat. Dia memang manusia pilihan dari milyaran manusia di dunia ini.

Dia harus sadar, bahwa bukan hanya dia yang berada pada posisi saat ini. Ada banyak manusia pilihan juga yang berposisi sama dengan dia, walaupun perjalanan hidupnya tak mesti sama. Dia harus sadar, bahwa dia tidak sendirian. Ada Tuhan yang telah memilihnya untuk berapa di situasi sekarang. Ada Tuhan yang siap untuk dijadikan sandaran ketika dia mulai merapuh. Ada Tuhan dengan segala cinta kasihnya yang selalu mendekap erat dengan hangatnya. Dan ada Tuhan tempatnya muara kehidupanya dengan segala takdir dan ketetapan yang dia terima.

Untuk dia, ingatlah ada banyak pasang mata yang ingin menyaksikan senyummu merekah kembali. Tidak baik menyiksa diri dengan kesedihan, karena masih ada banyak kebahagiaan yang mesti kau raih. Untuk dia, ingatlah bahwa Tuhan tahu kau adalah manusiaNya yang tangguh, dan Tuhan tidak pernah salah memilih untuk orang-orang yang dikasihiNya.

_salam hangat untuk dia...

_Nuru Yamsy

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun