Mohon tunggu...
Munir Sara
Munir Sara Mohon Tunggu... Administrasi - Yakin Usaha Sampai

“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian” --Pramoedya Ananta Toer-- (muniersara@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ustaz Mansur dan Hari Buku

24 April 2021   11:49 Diperbarui: 24 April 2021   12:01 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (sumber: teachwire)

Di dua dimensi rezeki ini yang mungkin satunya tak ada dalam buku ustaz mansur. Bisa jadi unsur lainnya bisa dilewatkan begitu saja dari dalam buku. Lagi-lagi soal buku atau literasi.

***

Hari buku jatuh pada 23 April 2021. Teringatlah saya tentang reading performance index PISA Indonesia diantara middle up country yang ada di urutan paling bontot. Bahkan di peer countries pun ada di bontot.

Skor RI 300-an. reading performance index perempuan Indonesia lebih tinggi, 383. Sementara pria skornya 358. Kalau soal ini butuh ruang sendiri untuk dibahas. Apa pasal, perempuan Indonesia performance membaca lebih jempolan ketimbang pria.

Dalam konstruksi sosial budaya Indonesia, rata-rata perempuan Indonesia terjebak dalam struktur patriarch --bias pengarusutamaan gender. Itu berlangsung dalam institusi sosial terkecil---keluarga, hingga masyarakat luas.

Dalam kekangan struktur dan konstruksi sosial seperti ini, kesempatan pria Indonesia mestinya lebih luang ketimbang perempuan. Apakah karena terlalu luang itulah, pria Indonesia terkadang songong dan abai, sehingga diam-diam kaum perempuan menyalipnya dalam urusan reading performance? Wallahu'alam. Namanya juga dugaan ya..

Kendatipun begitu, reading performance Indonesia tetap berada paling bontot di middle up country. Sama bontotnya di peer countries. Pasal itu yang membikin tuan presiden meng-enounce, bahwa dia pun doyan membaca---buku komik Shin chan. Tokoh kartun yang lebih banyak durhakanya, ketimbang perihal baik pada ibundanya.

Terus terang, kalau kita lihat negara-negara maju dan kaya seperti di kawasan Amerika, Eropa terutama negara-negara di Semananjung Skandinavia, alangkah tingginya indeks literasi mereka.

Maka pertimbangkanlah apa-apa yang disebut Ehrenberg sebagai faktor human capital. Pendidikan dan performance literasi ada di dalamnya. Hal yang sama juga dibilang Robert Lucas dan Paul Romer dalam jajaran mazhab ekonomi baru, yang menempatkan teori pertumbuhan ekonomi pada human capital.

Tolong di cek, dari tahun ke tahun menurut WEF dalam global competitiveness index, Indonesia acap kali tertinggal. Itu amatlah berpengaruh ke struktur ekonomi Indonesia.

Sudah pasti ustaz Yusuf Mansur membaca, tapi cuma mencomot bagian yang dia demen. Setali tiga uang dengan tuan presiden yang doyan membaca---komik Sinchan. Meski telat menulis, HARI BUKU YANG JATUH PADA 23 APRIL, AMATLAH PENTING.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun