Mohon tunggu...
Y. Airy
Y. Airy Mohon Tunggu... Freelance Writer -

Hanya seseorang yang mencintai kata, Meraciknya.... Facebook ; Yalie Airy Twitter ; @itsmejustairy, Blog : duniafiksiyairy.wordpess.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wild Sakura #Part 24 - 2 ; Apa Salahku!

4 Juni 2016   05:27 Diperbarui: 4 Juni 2016   07:06 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sakura, suttherstock.com"

"Aku mau bertanya, apakah tadi kalian ke tempat kos Sonia?" tanya Dimas. Evan dan dua temannya menyipitkan mata, "Sonia?" desis Evan heran.

"Dia menghilang!" tukas Dimas.

"Sonia menghilang..., lalu...apa urusannya dengan kami?" tanya Indra. Nada suaranya mulai emosi karena ia mulai menangkap tujuan mereka datang.

"Dimana Ryan?"

"Ryan nggak ada di sini!" sahut Evan.

"Jangan bohong kalian!" geram Dimas. Evan menyunggingkan senyum getir, "buat apa, jadi...kalian mau menuduh kami menyembunyikan gadis itu. Nggak ada untungnya!" sahutnya.

"Buatmu mungkij tidak!" tukas Dimas. Evan menggerutu dengan jawaban Dimas yang sepertinya tidak percaya, Erikpun ikut bersuara, "aku rasa kamu tahu bahwa Ryan sering mengganggu Sonia!"

"Lalu apa yang salah dengan itu?" tanya Indra maju satu langkah.

 

Sonia masih berjalan di dalam gulita hutan, ia berhenti lalu celingukan. Matanya menangkap sesuatu di sebelah kirinya, "itu seperti sebh penerangan lampu, jika benar...mungkin saja itu sebuah desa atau jalanan. Aku harus ke sana!" desisnya. Iapun berjalan ke arah pijar di kejauhan sana. Sedikit menuruni tanah yang curam, ia mulai mendengar arus. Mungkinkah itu sungai? Iapun berjalan cepat mendekatinya.

Itu memang sungai, dan pijar-pijar cahaya itu berada di seberang sungai. Jika ia ingin sampai ke sana ia harus menyeberangi sungai itu. Semoga saja tidak terlalu dalam, ia mengawasi sepanjang alisan sungai. Tidak ada jembatan. Artinya memang harus menyeberang. Ia menghela nafas panjang, tubuhnya masih terasa lemas. Tapi ia tetap harus maju. Maka iapun menyeberangi sungai itu, untungnya tak terlalu dalam meski arusnya sedikit deras. Hanya sebatas pinggang, ia berjalan hati-hati, angin malam yang dingin kini di tambah dengan nyemplung ke dalam sungai. Mulai membuatnya menggigil. Kakinya menginjak batu dan iapun terjatuh, sedikit terbawa arus, tapi ia bisa bertahan dengan berpegang pada sebuah batu besar, iapun kembali bangkit, dan berjalan ke sisi sungai yang di tuju. Ia mendudukan diri di tepi sungai, menyeka wajahnya yang mulai bersih dari tanah karen air sungai. Tapi luka baretan di tubuhnya dan juga di robekan di telapak tangannya terasa perih sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun