"Aku... aku mencari noona dan aku panic sekali karena... kudengar kau disini."
"Yang mana yang membuat hatimu lebih gelisah? Kenyataan aku disini karena aku terluka, atau kau menduga aku dan Donghyun melakukan sesuatu berdua di tempat sepi seperti ini?"
Sesaat, mata Chungdae melebar dan aku tau tebakanku tepat. Dia hanya terbakar api cemburu.
"Bagaimana kalau tadi kau melukai Donghyun?"
"Dia tidak akan terluka hanya karena aku menariknya seperti itu."
"Tapi daripada kau menariknya, kau kan bisa bicara?"
Suasana canggung sekali. Hatiku terluka karena melihatnya melakukan hal itu pada sahabatnya sejak kecil. Aku berdiri dan meringis sedikit, dan aku melihat Donghyun menahan diri untuk tidak mendekatiku dan Chungdae memegangi kedua sikuku.
"Lepaskan. Aku mau pulang."
"Aku akan mengantar noona."
"Tidak usah, aku ingin pulang sendiri."
Aku mengambil shopping bag dan ponselku dari kedua tangan Chungdae dan berjalan perlahan menuju pintu infirmary.