"Ada ayam. Ayo kita buat samgyetang."
"Kita? Kau bisa memasak samgyetang?"
"Maksudku noona memasak, aku akan memasak nasi saja."
Kami berdua tertawa lepas dan aku merasa lega Eunyul noona ada disini sekarang. Hampir satu jam kemudian kami duduk di depan meja makan dengan samgyetang di tengah meja tersaji dan dua mangkuk nasi hangat ada di hadapan kami.
"Jadi... Park Baksanim adalah mantan noona..."
"Ya begitulah. Maafkan aku karena terlambat menceritakannya. Hanya saja... ketika mengingat hal itu, hatiku terasa hampa," jelas Eunyul noona sambil mengambil secentong besar kuah yang mengepul dan menuangkannya ke mangkuk nasinya, "bukan karena aku belum bisa melupakannya. Aku masih tidak bisa menerima kenyataan dia muncul lagi di kehidupanku dengan begitu mendadak."
"Aku tak pernah tau noona pernah terluka begitu dalam..."
"Tapi tak apa, sekarang kan aku punya kau, dan kau tidak akan melukaiku, kan?"
Aku mengelus rambut panjangnya perlahan, "aku akan berusaha melakukan yang terbaik untuk noona."
"Baik, kurasa janji itu cukup untukku."
Kami tertawa lagi sebelum mulai makan. Samgyetang masakan noona sangat enak, jadi aku makan dengan lahap, padahal biasanya aku tidak akan makan selarut ini. Yah, aku bukan Donghyun. Namun seperti tau aku sedang memikirkannya, pintu apartemen terbuka dan Donghyun muncul beberapa detik setelahnya.