"Kurasa kalau kita mempertahankan tempo permainan kita, kita akan bisa menang."
"HYOJAE HWAITING!" teriak Youngkyong keras dari daerah penonton.
Aku menoleh dan bertemu pandang dengan Choeun noona. Aku tak tau apakah sejak tadi dia sudah melihatku, tapi kenyataan kami bertemu pandang membuatku tersenyum. Mulutnya mengucapkan "hwaiting" tanpa suara dan diapun tersenyum. Aku tidak akan mengecewakanmu, noona.
"Tidak begitu buruk, teman-teman!" seru Bojin hyong begitu kami semua masuk ke kamar ganti, "menang dengan selisih 8 poin yang tipis, bagaimanapun, tidak buruk."
"Ya, lawan kita sangat tangguh tadi," setuju Dongsun hyong sambil melepas seragamnya yang basah.
"Aku capek sekali."
Joonki hyong merebahkan diri di lantai diikuti dengan Chungdae hyong. Aku tertawa melihat tingkah mereka ini dan baru saja akan melompat untuk bergabung dengan mereka, pintu kamar ganti diketuk. Dongsun hyong asal mengambil handuk dan meletakkannya di bahunya, membuka pintu dan mengintip keluar, lalu sejurus kemudian pintu ditutup kembali.
"Donghyun, itu... Hyunah-ssi. Dan dia bilang Choi Saem menunggumu."
Aku menghentikan lompatanku dengan kecewa, "ah tolong bilang aku akan mandi sebentar dan aku akan segera kesana."
Aku cepat-cepat mandi dan bahkan membiarkan saja rambutku basah ketika aku keluar dari kamar mandi.
"Hyong, apakah kau akan menungguku?"