"Wah... kuakui dia sangat hebat," kudengar suara Dongsun hyong dari sebelah Chungdae hyong, "gerakannya sangat lincah dan terarah, si kapten ini."
Mau tak mau aku juga mengakui bahwa skill dia sangat bagus. Akhirnya tim wanita universitas kami menang 42-10, skor yang cukup telak. Kami lalu berdiri dan bergantian tempat dengan mereka.
"SEMANGAT!" seru Eunyul noona sambil menepuk punggung Dongsun hyong.
Aku akan bermain bagus. Chungdae hyong memang rekan setimku, tapi dia juga sainganku untuk mendapatkan perhatian Choeun noona, jadi aku akan berusaha... aku ingin noona hanya melihatku dan bersorak untukku.
"Good luck," ujar Hyunah saat kami berpapasan.
"Oh ya. Terima kasih."
Inilah aku ketika aku bertanding: aku tak mendengar suara apapun dari penonton karena aku sangat berkonsentrasi, dan aku butuh konsentrasi penuh itu untuk melakukan quick scan setiap beberapa detik sekali, karena aku harus tau kemana aku bergerak dan kepada siapa bola harus kuoper. Lawan kami tangguh, mereka tidak seperti tim basket wanita mereka yang lemah. Pergerakan mereka cepat dan tembakan mereka tepat sasaran. Tapi itu bukan berarti kami akan menyerah. Setelah 2x10 menit, skor kami unggul 26-17 dan Bojin hyong diganti dengan Joonki hyong.
"Chungdae hyong, aku akan merepotkanmu sedikit. Kau tau, kaptennya," ujarku ketika kami beristirahat.
"Aku setuju dengan Donghyun. Kaptennya hampir sama cepatnya dengan Chungdae," setuju Choi Saem, pelatih tim basket kami.
"Oke, tak masalah," Chungdae hyong dengan cepat menerima saranku.
Chungdae hyong adalah pemain tercepat kami dan dia sangat rajin berlari kesana kemari, jadi aku akan memanfaatkannya untuk menjaga si kapten lawan yang juga sangat lincah. Bojin hyong bagus dalam mengoper, tapi dia memang terlihat lelah dan diganti dengan Joonki hyong. Dengan begini kami bisa memanfaatkan postur Joonki hyong untuk menjaga daerah pertahanan.