Mohon tunggu...
May Lee
May Lee Mohon Tunggu... Guru - Just an ordinary woman who loves to write

Just an ordinary woman who loves to write

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] You Are (Not) My Destiny [14]

1 Januari 2021   12:09 Diperbarui: 1 Januari 2021   12:14 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

It's fine now as it's no longer cold

Gently, the spring snow kisses

Oh baby

When I open my eyes it's filled with you oh baby

In my winter, you approach me

(THE BOYZ -- Spring Snow)

"Aku... aku tidak bisa melupakan noona. Setelah beberapa tahun berlalu, aku malah semakin mencintaimu. Apa yang harus kulakukan dengan perasaanku?"

Aku masih belum bisa membuka mataku. Apakah benar yang dikatakan Donghyun? Jika benar, berarti berada di dekatku malah melukainya... karena dia sering melihatku dan Chungdae bersama.

"Aku tau noona tidak bisa membalas perasaanku. Biarkan aku tetap mencintai dan menjaga noona seperti ini ya? Aku hanya takut aku tak bisa menyembunyikan perasaan cemburuku setiap aku melihat noona bersama dengan Chungdae hyong. Tapi akupun tak ingin menjauh darimu."

Dan akhirnya aku bisa membuka mataku, dan aku melihat Donghyun memandang lurus ke wajahku sambil tersenyum... dan air mata mengalir dari matanya pada saat yang bersamaan.

Aku membuka mataku sekali lagi dan cahaya lampu yang terang membuat mataku sakit sesaat. Apa itu tadi? Aku menoleh dan melihat Donghyun tertidur. Sejak kapan aku ada di sofa? Donghyun duduk di lantai tapi kepalanya terkulai di sofa. Dia tertidur dengan wajah yang terlihat sangat damai. Kasian, dia pasti juga sangat lelah hari ini tapi dia masih mengurut kakiku tadi. Aku terus memandangi wajahnya... lalu perlahan tanganku mengelus pelan rambutnya... lalu dengan jari telunjukku aku menyentuh garis hidungnya... lalu bibirnya. Tunggu, apa yang kulakukan? Aku mendesahkan nafas dengan panjang dan lelah. Apakah yang tadi itu hanya mimpi? Ya, mungkin yang tadi itu hanya mimpi... tapi bagaimana dengan perasaanku sendiri? Bolehkah aku jujur kalau aku masih merasa begitu nyaman setiap aku berada di dekat Donghyun? Terkadang, tanpa aku bisa mengontrol diriku sendiri, jantungku bisa berdebar keras ketika dia membuatku senang. Aku takut mengakuinya, karena seharusnya aku tidak boleh merasakan ini. Aku sendiri takut aku tidak bisa mengendalikannya, terutama ketika kami sedang menghabiskan waktu bersama. Namun untuk malam ini, kurasa diapun tak akan tau kan? Dia tak akan dengar kan?

"Donghyun, kurasa aku juga masih mencintaimu."

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun