"Akh!"
"Hyunah! Kau tak apa-apa?"
Aku terkejut ketika mendengar suara pecahan dan ketika aku menoleh, ternyata si gadis arogan yang bernama Hyunah itu yang menjatuhkan cangkir kopinya. Kopinya membasahi dress yang dipakainya. Chungdae hyong dengan sigap menghampiri mereka, serbet siap di tangannya.
"Maaf, apa Anda terluka? Biar saya bantu..."
"Tapi aku mau dia yang membantu."
Terang-terangan dia menunjukku yang berdiri di dekat tangga. Chungdae hyong terlihat membeku sesaat, dan aku tau dia bisa saja marah karena si gadis ini terlalu arogan dan sebelum dia mengamuk, sebaiknya aku saja yang mengambil alih. Aku mengambil serbet dari tangannya.
"Biar aku saja hyong."
Aku agak menunduk ketika membersihkan sisa minuman dan pecahan cangkirnya.
"Maaf, saya akan bantu membersihkan."
Dia membiarkan aku mengusap noda di dress-nya. Setelah kejadian itu, mereka harus pulang karena waktu mereka sudah habis. Aku dan Chungdae hyong mengantar mereka dan wajah Chungdae hyong tampak tidak berekspresi saat itu.
"Terima kasih, kunjungi kami lagi nanti," ucapku dan Chungdae hyong bersamaan.