"Noona, jangan biarkan pikiran itu menghantuimu. Noona harus percaya padanya."
Sebenarnya apa yang Bojin katakan itu benar. Tapi untuk saat ini, sulit sekali rasanya berpikiran positif.
"Noona, ayo kuantar pulang. Kurasa lebih baik noona beristirahat saja malam ini, kenapa malah kesini?"
"Karena aku tau kalau aku pulang, Chungdae akan menemukanku di apartemenku."
"Noona tak ingin bertemu dengannya?"
"Bukannya tak ingin, tapi aku hanya ingin menenangkan diriku sebentar."
"Tapi noona harus beristirahat sekarang."
"Kau boleh pulang duluan, Bojin. Aku akan beristirahat sebentar lagi saja."
"Noona yakin tak ingin kuantar?"
"Aku akan segera baikan," jawabku meyakinkannya, "sajangnim-mu ini sangat kuat."
Bojin tertawa, dan aku suka mendengar suara tawanya.