"Sudah berapa lama kita tidak bertemu? Rasanya sudah lama sekali ya. Lima tahun? Atau lebih?"
"Dua belas tahun, kurasa," jawabku dengan nada datar.
"Oh ya, dua belas tahun. Wow, itu lama sekali. Ngomong-ngomong kenapa kau ada disini?"
"Aku ingin bertemu dengan Im Gyosunim."
"Oh, apakah kau akan bekerja disini? Aku juga bekerja disini. Kalau begitu kita akan punya cukup banyak waktu untuk bertemu dan mengobrol nanti. Masuklah, beliau pasti menunggumu."
Hyunbin memberikan jalan untukku sambil mendorong pintu terbuka dan aku berjalan dekat sekali dengannya untuk memasuki ruangan satunya. Dan dia tidak pernah berubah: wajah dan ketampanannya seakan tidak pernah lekang oleh waktu, dan bau parfumnya yang sangat kukenal ini. Segalanya terasa seperti baru hari kemarin. Segala perasaan bahagia itu, segala yang terjadi, bahkan hari-hari yang gelap itupun... rasanya kembali lagi berputar dalam benakku.
"Noona?"
Aku mengerjapkan mataku. Aku baru tersadar ada Dongsun di sampingku. Aku melihat ke keadaan sekitar, dan ternyata sekarang aku ada di apartemennya yang sepi. Dari jendela di hadapan kami di balik TV ruang tamu, cahaya matahari memancar berwarna oranye, berarti sekarang sudah sore hari.
"Apa ada yang noona pikirkan?"
Aku jadi merasa bersalah pada Dongsun karena jelas pikiranku sejak tadi tidak disini. Aku bahkan tidak ingat bagaimana aku bisa disini bersamanya, padahal saat-saat bersamanya adalah saat paling membahagiakan dalam hidupku.
"Apartemen sepi sekali, kemana semuanya?"